Pentingnya Kucing Berbeda-beda di Setiap Peradaban
Saat ini, kucing menjadi salah satu hewan yang banyak dipelihara dan banyak terlihat berada di jalan maupun sekitar kita.
Kucing yang dijadikan hewan peliharaan ternyata sudah berlangsung sejak masa Mesir Kuno, nih.
Bahkan pada masa itu, kucing dianggap penting oleh masyarakat Mesir Kuno. Hal ini diketahui dari salah satu dewi Mesir Kuno, yaitu Bastet yang digambarkan sebagai setengan manusia dan setengah kucing.
Ada juga Dewi Atum yang menyamar menjadi kucing ketika mengunjungi Bumi.
Pentingnya kucing bagi bangsa Mesir Kuno juga dibuktikan dengan penemyan 80.000 mumi kucing di Beni Hassan, Mesir tahun 1888.
Baca Juga: Honeyguide, Burung Afrika yang Memandu Manusia saat Mencari Madu
Di Eropa, Kucing Justru Dihindari dan Ditakuti
Berbeda dengan di Mesir Kuno, masyarakat Eropa justru takut pada kucing, lo.
Masyarakat Eropa menganggap kucing sebagai hewan yang berkaitan dengan penyihir. Kucing dianggap sebagai jelmaan roh yang membantu penyihir.
Selain itu, kucing yang dianggap membantu penyihir ini juga dipercaya punya ikatan dengan roh jahat yang membantu penyihir dengan sihirnya.
Namun memasuki abad pertengahan, kucing justru menjadi hewan yang penting bagi manusia, karena kucing dapat membantu berburu tikus dalam persediaan makanan seperti biji-bijian yang disimpan.
Baca Juga: Kisah Anjing-Anjing Hebat Penyelamat Hewan di Kebakaran Australia
Hubungan Kucing dengan Sembilan Nyawa
Sama seperti kucing, di beberapa peradaban atau kebudayaan, angka sembilan punya makna tertentu, nih.
Contohnya Mesir Kuno, Tiongkok, dan Yunani yang menganggap angka sembilan sebagai angka yang mendatangkan keberuntungan.
Dewi Atum dianggap sebagai dewi yang mewakili sembilan nyawa, satu nyawa milik dirinya sendiri, sedangkan delapan nyawa lainnya adalah keturunannya.
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR