Bobo.id – Apakah di antara teman-teman ada yang suka bersiul?
Mungkin ada di antara teman-teman yang suka bersiul saat menirukan suara burung.
Tapi di sebuah desa di pegunungan Turki, penduduknya bercakap-cakap dengan bersiul seperti burung, lo!
Bahasa ini juga dikenal dengan sebutan Turkish bird language atau bahasa burung dari Turki.
Bahasa yang Diucapkan dengan Bersiul
Kebanyakan masyarakat dunia berkomunikasi menggunakan bahasa yang diucapkan.
Kadang-kadang, kita juga menggunakan bahasa tubuh atau isyarat tertentu sata berkomunikasi dengan orang yang berbeda bahasa sehari-hari dengan kita.
Nah, penduduk Kuşköy di Turki juga punya bahasa sendiri, yaitu bahasa burung (bird language) yang disebut “kuş dili”.
Kuşköy terletak di pegunungan bagian utara Turki. Di sana, penduduknya menggunakan bahasa burung untuk bercakap-cakap, bahkan dalam jarak jauh, teman-teman.
Seluruh percakapan menggunakan bahasa burung itu sama sekali tidak ada kata-katanya, lo. Tapi, maknanya tetap berbeda-beda seperti percakapan biasa.
Baca Juga: Berbeda dari Angka Lain, Kenapa Bahasa Inggris 11 dan 12 Eleven dan Twelve?
Mengapa Penduduk Kuşköy Berkomunikasi dengan Bersiul?
Kuşköy merupakan desa petani, teman-teman. Petani-petani di sana sudah menggunakan bahasa burung untuk berkomunikasi selama 300 tahun, dan masih ada sampai sekarang.
Mungkin banyak di antara teman-teman yang sulit bersiul.
Namun, bagi para petani, bahasa burung itu digunakan justru agar mudah berkomunikasi, lo.
Bahasa burung kuş dili awalnya digunakan supaya para petani bisa berkomunikasi dengan cepat dari bukit tempat mereka melakukan pekerjaan masing-masing.
Menurut penduduk Kuşköy, bercakap-cakap menggunakan bahasa burung itu sudah seperti menggunakan telepon atau bercakap-cakap dengan orang di dekat kita.
Baca Juga: Di Turki Ada Cotton Castle atau Kastil Kapas, Tempat Apa Itu, ya?
Bisa Digunakan untuk Menyampaikan Apa Saja
Suara siulan memang terdengar mirip, namun orang yang menggunakan bahasa burung ini bisa memahami perbedaan setiap siulan lawan bicaranya, lo.
Ibarat kode morse, setiap siulan juga melambangkan kata atau maksud yang berbeda.
Mereka bukan hanya memperhatikan suara, tapi juga frekuensi nada dan melodi siulan lawab bicaranya.
Suara siulan yang dihasilkan bisa berbeda-beda, tergantung jari apa yang digunakan untuk bersiul, teman-teman.
Baca Juga: Tidak hanya Kebab, Ini 5 Makanan Khas Turki yang Wajib Dicoba!
Misalnya, jari jempol menghasilkan siulan bernada rendah sementara jari kelingking menghasilkan siulan bernada rendah.
Selain jari, penggunaan lidah juga memengaruhi suara siulan yang dihasilkan.
Siulan bernada rendah tidak bisa terdengar sejauh suara siulan bernada tinggi, teman-teman.
Mulai Jarang Digunakan
Meski masih ada, bahasa burung dari Turki ini mulai berkurang penggunaannya.
Rupanya, teknologi yang berkembang seperti ponsel membuat orang-orang jarang berkomunikasi menggunakan bahasa kuş dili.
Sekarang, para pengguna bahasa burung kuş dili berusaha mempertahankan keberadaan bahasa itu dengan mengajarkan anak-anak untuk berkomunikasi menggunakan bahas burung kuş dili meskipun sudah ada teknologi.
Contoh yang baik, nih, teman-teman. Supaya sebuah bahasa tidak punah, juga harus sadar untuk menjaga bahasa itu kita dengan menggunakannya sehari-hari.
Yuk, kita perbanyak pengetahuan berbahasa!
Baca Juga: Di Desa Ini, Sebagian Besar Penduduknya Bisa Berbahasa Isyarat, lo!
Lihat video ini juga, yuk!
Source | : | UNESCO,Great Big Story |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR