Telah Dilakukan Penelitian
Ternyata, hal ini sudah pernah diteliti oleh Dani Rabaiotti, seorang ahli kentut hewan, dan temannya yang bernama Nick Caruso, ahli ekologi dari Universitas Alabama, Amerika Serikat.
Hasil dari penelitian ini akan dibuat dalam sebuah buku yang berjudul “Does it Fart?”. Rencananya, buku ini akan terbit di Amerika Serikat, pada tanggal 3 April 2018 nanti.
Para peneliti ini melakukan percobaan terhadap 80 jenis hewan, mulai dari serangga sampai predator tingkat atas.
Hal yang Memengaruhi Kentut Hewan
Dalam hal kentut, hewan sama seperti manusia, di mana frekuensi dan ketajaman baunya dipengaruhi oleh beberapa hal. Misalnya seperti kesehatan, pola makan, mikroba dalam usus, dan panjang atau tidaknya saluran pencernaan.
Saat hewan memakan makanan yang kaya akan serat, mereka akan lebih sering kentut. Sementara jika mereka memakan daging, kentut yang mereka keluarkan akan berbau seperti telur busuk. Ini terjadi karena pada saat proses pencernaan, akan muncul hidrogen sulfida.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR