Bobo.id - Siapa yang pernah diajak ibu untuk berbelanja ke pasar atau supermarket?
Saat belanja, ada berbagai sayur dan buah yang dijual di sana.
Coba perhatikan, apakah ada label bertuliskan 'organik' pada buah, sayur, atau makanan lain?
Sebenarnya apa perbedaan makanan yang bertuliskan organik dengan makanan biasa yang kita konsumsi, ya?
Baca Juga: Bisa Mengurangi Kecemasan Hingga Masalah Pernapasan, Inilah Manfaat yang Terkandung pada Daun mangga
Makanan Organik Tidak Menggunakan Tambahan Pestisida
Banyak yang mengatakan kalau makanan organik lebih sehat. Alasannya adalah karena dalam proses penanaman sayuran dan buah organik, tidak digunakan pestisida.
Biasanya, pestisida digunakan untuk membunuh hama yang bisa menyebabkan tanaman jadi rusak.
Namun secara umum, makanan organik adalah makanan yang ditanam tanpa menggunakan benih transgenik atau rekayasa genetik, teman-teman.
Karena tidak menggunakan pestisida maupun pupuk sintetis, maka petani menanam tumbuhan organik dengan cara tradisional, yaitu menggunakan pupuk organik, seperti pupuk kandang atau pupuk kompos.
Apakah Anak-Anak Boleh Mengonsumsi Makanan Organik?
Karena dianggap lebih menyehatkan dan bebas dari bahan-bahan kimia, makanan berlabel organik, seperti sayur dan buah dianggap lebih menyehatkan daripada makanan yang tidak organik.
Nah, kalau makanan organik disebut lebih sehat, bolehkah anak-anak mengonsumsinya?
Cari tahu beberapa alasan yang membuat anak-anak boleh mengonsumsi makanan organik, yuk!
Baca Juga: Mudah Didapat dan Dibuat, Jus Tomat Ternyata Bisa Mengurangi Risiko Penyakit Jantung!
1. Rasa Makanan Organik Membuat Anak-Anak Jadi Suka Makan Sayur
Dalam sebuah penelitian, sebenarnya dituliskan bahwa makanan organik dengan makanan biasa memiliki perbedaan nutrisi yang tidak terlalu banyak.
Namun sayur dan buah organik punya rasa yang lebih segar dibandingkan sayur dan buah yang ditanam biasa.
Nah, hal ini membuat anak-anak seperti kita akan jadi lebih senang mengonsumsinya.
Oleh karena itu, nutrisi dan gizi yang didapatkan oleh anak-anak juga akan bisa maksimal.
Baca Juga: Unik, Ada Fobia Makan Es Krim dan Segala Sesuatu yang Dingin atau Beku! Apa Kamu Mengalaminya?
2. Makanan Organik Mengandung Lebih Sedikit Zat Beracun
Pola makan bebas racun dianggap sebagai cara terbaik untuk meningkatkan kesehatan anak-anak, lo.
Menurut sebuah penelitian, anak-anak (usia 2 tahun) yang mengonsumsi makanan organik dan susu organik memiliki jumlah kasus mengi dan eksim yang lebih sedikit, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi produk susu yang diproduksi secara konvensional.
Di dunia di mana mayoritas anak-anak menderita asma, hasil dari penelitian di atas adalah salah satu alasan terbaik untuk memilih makanan organik.
Baca Juga: Sering Alami Sakit Tenggorokan? Tak Perlu Khawatir, 5 Cara Mudah Ini Bisa Bantu Mengatasinya!
3. Meningkatkan Konsentrasi
Makanan organik ternyata juga bisa meningkatkan kesehatan otak anak-anak.
Mereka yang menderita masalah konsentrasi bisa mendapatkan manfaat yang baik dengan mengonsumsi makanan organik.
Anak-anak yang hidup dengan pola makan organik juga akan menjadi jauh lebih fokus, aktif, dan pekerja keras.
Namun Tidak Perlu Langsung Mengganti Makanan ke Organik, kok
Beberapa penelitian sudah dilakukan berkaitan dengan makanan organik, nih, salah satunya kandungan antioksidan di dalamnya.
Dari penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa kandungan antioksidan pada sayuran dan buah organik lebih tinggi dibandingkan sayur dan buah biasa.
Tingginya antioksidan ini dihasilkan sebagai bagian dari mekanisme pertahanan diri tumbuhan, untuk menghalau serangga dan pemangsa lainnya.
Baca Juga: Sama-Sama Mengandung Banyak Nutrisi, Lebih Baik Mengonsumsi Salmon atau Tuna, ya?
Nah, beberapa jenis antioksidan ini punya fungsi seperti pestisida buatan rumah.
Meski makanan organik memberikan berbagai manfaat untuk tubuh, bukan berarti kita harus langsung beralih ke makanan organik, kok.
Alasannya karena makanan yang dibudidayakan secara konvensional atau biasa juga mengandung nutrisi dan gizi yang tidak jauh beda dari makanan organik.
Tonton video ini juga, yuk!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR