Beberapa jenis hiu memang bisa mengidentifikasi atau mencium darah sejauh sekitar 400 meter dari tempatnya berada.
Namun ini tidak langsung membuat hiu mendatangi sumber tetesan darah tadi dan menyerang sumber darah itu.
Suatu aroma akan mencapai hiu melalui berbagai proses dan faktor, seperti arus air laut dan jarak hiu dari sumber darah.
Hiu dengan jarak lebih dari 400 meter tidak bisa mencium bau tetesan darah yang sudah bercampur dengan air laut.
Baca Juga: Keren! Burung Cikalang Bisa Terbang Sambil Tidur, Kok, Bisa?
Selain itu, gerakan arus laut membuat molekul bau bisa saja terbawa bersamanya dan justru menjauhi posisi hiu saat itu.
Nah, semakin banyak gerakan arus laut, maka semakin cepat juga aroma itu bergerak, bisa menjauh maupun mendekat ke arah hiu.
Hidung Hiu Berguna untuk Mencium Bau, Bukan untuk Bernapas
Sama seperti manusia maupun hewan lainnya, hiu juga punya hidung, yang hanya digunakan untuk mencium atau mendeteksi bau saja dan tidak untuk bernapas.
Lubang hidung hiu terletak di bagian bawah moncongnya dan dilapisi dengan sel-sel khusus dari sensor penciuman.
Air akan mengalir ke lubang hidung dan bahan kimia dari suatu aroma yang terlarut bersama air akan bersentuhan dengan jaringan dalam hidung.
Reseptor yang ada di hidung kemudian akan menariknya ke dalam sel, sehingga sinyal-sinyal tadi dikirimkan ke otak dan diartikan sebagai bau atau aroma.
Karena sensitivitas yang tinggi inilah, hiu bisa mendeteksi bau dari mangsanya meskipun dari jarak yang cukup jauh.
Sumber: amnh.org
Tonton video ini juga, yuk!
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Ripleys,Science Focus |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR