Bahasa ini dituturkan oleh orang-orang Wiradjuri yang ada di Australia. Saat ini hanya tersisa sekitar 30 orang saja yang mengucapkan bahasa ini, lo.
Namun, sekarang bahasa Wiradjuri sedang kembali disebarkan agar penuturnya semakin banyak, teman-teman.
Salah satu caranya adalah dengan diterbitkannya kamus Wiradjuri dan pelajaran bahasa Wiradjuri ke sekolah-sekolah yang ada di Australia bagian New South Wales, tempat di mana bahasa ini banyak dituturkan.
Baca Juga: 4 Negara Ini Punya Jam Sekolah Terpendek di Dunia, di Mana Saja, ya?
2. Bahasa Nawat
Bahasa Nawat yang dikenal juga sebagai bahasa Pipil adalah bahasa asli yang dituturkan di El Salvador, negara terkecil yang ada di Amerika Tengah.
Saat Unesco melakukan penelitian terhadap bahasa ini, penutur asli yang tersisa hanya berjumlah 200 pembicara saja, teman-teman.
Sama seperti bahasa Wiradjuri, saat ini bahasa Nawat kembali dilestarikan, lo, caranya adalah dengan mengajarkannya di beberapa universitas.
Cara ini ternyata terbukti berhasil, teman-teman, karena pada tahun 2009, sebanyak 3.000 orang mengikuti program pembelajaran bahasa Nawat, dan sebagian besar adalah anak muda.
Hal ini menimbulkan harapan bahwa bahasa Nawat bisa keluar dari daftar bahasa yang terancam punah.
Baca Juga: Manusia Tertua di Dunia Berasal dari Jepang, Ternyata Ini Rahasia Umur Panjang Penduduk Jepang
3. Bahasa Balti
Jumlah penutur bahasa Wiradjuri dan Nawat masih diketahui walapun hanya sedikit, tapi tidak dengan bahasa Balti.
Bahasa Balti yang digunakan di Pakistan Utara dan beberapa bagian India Utara ini tidak lagi diketahui jumlah pasti penuturnya, teman-teman.
Bahasa Balti yang dituturkan oleh suku Balti dari Tibet ini mulai punah karena sejak tahun 1948, bahasa Inggris dan Urdu memiliki pengaruh yang besar.
Namun, beberapa kata dari bahasa Balti masih digunakan dalam dialek Tibet sebagai bahasa standar dan untuk menghormati akar bahasa.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | The Independent |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR