Bobo.id – Gigi susu anak-anak akan tanggal pada waktunya untuk berganti jadi gigi permanen.
Saat gigimu tanggal, apa kamu percaya peri gigi akan mengambilnya? Hihi…
Legenda peri gigi memang dipercayai anak-anak di seluruh dunia, teman-teman.
Konon, peri gigi akan menukar gigi kita dengan hadiah yang diletakkannya di bawah bantal. Biasanya, hadiah itu adalah uang koin.
Rupanya, legenda peri gigi awalnya dari kepercayaan, cerita rakyat, dan dongeng dari berbagai budaya, lo.
Namun, yang disebut paling mirip dengan kisah peri gigi dari Amerika adalah kisah dongen peri gigi dari Prancis. Seperti apa kisahnya, ya?
Cari tahu dulu budaya yang berhubungan dengan gigi anak-anak, yuk!
Kepercayaan dan Cerita Rakyat Eropa
Dalam cerita rakyat Eropa, sebenarnya kepercayaannya sedikit berbeda dari kisah yang populer saat ini, teman-teman.
Di abad pertengahan Inggris, gigi anak-anak yang tanggal justru dibakar.
Ini dilakukan karena berhubungan dengan kepercayaan terhadap kehidupan setelah kematian.
Di wilayah Eropa lainnya, anak-anak diminta memberikan giginya yang tanggal kepada binatang, seperti tikus. Kalau tidak, mereka diminta melemparkan giginya ke udara.
Kalau yang paling mirip dengan peri, di legenda Inggris ada cerita yang berhubungan dengan penyihir.
Baca Juga: 5 Dongeng yang Jadi Inspirasi Kisah Film Disney, Pernah Tahu? #MendongenguntukCerdas
Sebuah legenda dari daerah Lancashire menceritakan tentang Jenny Greenteeth, yaitu penyihir yang menangkap anak-anak di kolam.
Nah, di kolam tempat Jenny Greenteeth bersembunyi, ada buih kolam yang mirip gigi hijau.
Cerita ini dimaksudkan agar anak-anak tidak malas sikat gigi agar giginya tidak hijau atau kotor seperti si penyihir.
Di Italia, ada juga cerita tentang Marantega, sosok yang memberi hadiah pada anak-anak saat gigi mereka tanggal dan saat Natal.
Kisah Mitologi tentang Gigi di Negara Lainnya
Di beberapa negara di Asia, termasuk Indonesia, anak-anak menaruh gigi yang tanggal dari gusi bawah, di atas atap.
Kemudian gigi yang tanggal dari gusi atas dikubur di dalam tanah.
Kebiasaan ini juga dilakukan oleh anak-anak di India, Tiongkok, Jepang, Korea, dan Vietnam.
Di Timur Tengah, anak-anak melemparkan giginya ke udara.
Legenda gigi juga banyak yang dihubungkan dengan tikus karena gigi hewan pengerat dianggap kuat, teman-teman.
Di beberapa negara yang berbudaya Hispanik, seperti Spanyol dan Meksiko, ada peri gigi versi lainnya yaitu Perez Mouse. Tikus yang mengambil gigi anak-anak dan memberi hadiah.
Di Prancis juga ada dongeng legenda tikus ini, judulnya La Bonne Petite Souris.
Dongeng La Bonne Petite Souris
Dalam kisah dongeng La Bonne Petite Souris, seorang Ratu yang baik hati dipenjara oleh Raja yang jahat. Dongeng itu diceritakan pada abad ke-18.
Alkisah, sang Ratu pun meminta seekor tikus untuk membantunya.
Rupanya, tikus itu adalah seorang peri. Akhirnya ia membebaskan Ratu dari penjara dan mematahkan gigi sang Raja, kemudian menyembunyikan giigi itu di bawah bantal.
Dongeng itu ditulis dalam bahasa Inggris pada 1920-an, namun kisah itu baru populer di Amerika pada pertengahan abad ke-20, yaitu setelah Perang Dunia II.
Cerita Peri Gigi di Amerika
Nah, di Amerika, tradisi menaruh gigi di bawah bantal memang paling populer.
Ada cerita yang mengisahkan kalau seekor tikus mengendap-endap untuk mengambil gigi dan menukarnya dengan uang. Kemudian juga ada kisah-kisah tentang peri yang baik dari Eropa.
Setelahnya, banyak cerita dalam buku anak-anak dan film animasi yang mempopulerkan cerita ini.
Makanya, di Amerika cerita ini jadi populer.
Itulah serba-serbinya cerita peri gigi yang asalnya dari dongeng.
Baca Juga: Tokoh Elf Sering Muncul di Dongeng, dari Mana Asal-Usul Elf? #MendongenguntukCerdas
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Yuk, lihat video ini juga!
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Forbes,ancient origins,Mental Floss |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR