Bobo.id - Menurut teman-teman, hewan apa yang memiliki penciuman yang kuat? Kalau hewan darat, mungkin ada yang menjawab anjing adalah hewan dengan penciuman yang tajam.
Karena kemampuannya, anjing sering digunakan oleh polisi untuk membantu dalam mencari orang yang hilang, mendeteksi barang yang terlarang, atau mencari korban bencana alam.
Selain itu, anjing juga bisa mendeteksi penyakit tertentu, sehingga anjing akan dilatih membantu pemiliknya saat penyakit pemiliknya kambuh dan mengambilkan obat.
Namun selain anjing, ada beberapa hewan lainnya yang juga memiliki indra penciuman yang kuat.
Bahkan hewan-hewan ini disebut memiliki penciuman yang lebih kuat dibandingkan dengan anjing, lo.
Baca Juga: Menjadi Penjaga Hingga Bintang Film, Inilah 7 Profesi Anjing yang Mirip Seperti Manusia!
Beruang
Dari seluruh hewan yang ada di Bumi, beruang diyakini sebagai hewan dengan penciuman terkuat.
Hal ini disebabkan karena area untuk mengendalikan indra penciuman di otak beruang ukurannya lima kali lebih besar dibandingkan yang dimiliki oleh manusia.
Hasilnya, indra penciuman beruang 2.100 kali lebih kuat dari manusia. Beruang juga bisa mencium bangkai hewan lain dari jarak sekitar 30 kilometer.
Dengan indra penciumannya yang kuat, beruang menggunakannya untuk mencari makanan, mencari pasangan, menghindari bahaya, hingga melacak anaknya di alam liar.
Baca Juga: Beratnya Sampai 300 Kilogram, Kucing Besar Paling Besar di Alam Liar Bukanlah Singa, Pernah Tahu?
Gajah
Gajah juga memiliki penciuman yang kuat, tepatnya gajah afrika, dengan jumlah gen pendeteksi aroma yang tinggi.
Terdapat 1.948 gen pendeteksi aroma pada gajah afrika, yang membuat penciumannya menjadi sangat tajam.
Nah, kemampuan gajah untuk mendeteksi aroma ini paling bisa digunakan saat dirinya harus mendeteksi air. Gajah bisa mendeteksi keberadaan air dari jarak sekitar 19 kilometer, lo!
Selain karena banyaknya gen pendeteksi aroma, kemampuan mencium aroma yang dimiliki gajah juga karena pada belalainya terdapat banyak reseptor utama untuk mencium aroma.
Baca Juga: Gemas! Seekor Anjing Antarkan Berbagai Kebutuhan untuk Tetangganya yang Sedang Mengisolasi Diri
Ngengat
Serangga, seperti ngengat juga memiliki penciuman yang kuat, lo. Padahal ngengat tidak memiliki hidung, yang merupakan organ penciuman.
Lalu bagaimana ngengat bisa mencium aroma, bahkan memiliki penciuman yang kuat, ya?
Rahasianya ada pada sepasang antena yang ada di kepala ngengat, nih, teman-teman.
Sepasang antena berbulu di kepala ngengat dipenuhi oleh reseptor penciuman. Selain untuk mencari makan, antena ini juga digunakan ngengat untuk mencari pasangan.
Dengan antenanya, ngengat jantan bisa mendeteksi ngengat betina dari jarak setidaknya satu kilometer.
Sapi
Kemampuan mendeteksi aroma pada hewan juga dipengaruhi oleh gen pencium aroma yang dimilikinya.
Seperti sapi yang memiliki 1.186 gen penciuman dalam tubuhnya. Hal ini membuat sapi juga memiliki indra penciuman yang cukup kuat.
Sapi tercatat bisa mendeteksi aroma dari jarak setidaknya delapan kilometer, lo.
Selain memiliki indra penciuman yang kuat, sapi juga bisa mendengar suara frekuensi rendah dan tinggi yang tidak bisa didengar oleh manusia.
Baca Juga: Tak Kenal Takut, Dua Hewan yang Bertubuh Kecil Ini Berani Melawan Singa
Ular
Manusia tidak hanya bisa mencium aroma dengan hidung, tapi juga dengan lidahnya.
Nah, ular ternyata juga bisa mencium aroma menggunakan lidahnya, teman-teman.
Ular memiliki organ penciuman di mulutnya yang disebut sebagai organ Jacobson, yang bertugas untuk mengindentifikasi berbagai aroma yang berbeda.
Indra penciuman ular yang berkembang dengan kuat, dan dengan lidahnya, ular menggunakannya untuk menangkap berbagai partikel aroma yang nanti akan disalurkan ke organ Jacobson untuk mengindentifikasi aroma.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Yuk, lihat video ini juga!
Source | : | popsci.com,Seeker,World Atlas |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR