Bobo.id - Pada masa penjajahan Belanda, daerah Maluku menjadi wilayah yang penting karena banyaknya hasil bumi yang tumbuh di Maluku.
Berbagai hasil bumi dan rempah, seperti pala dan cengkih tumbuh subur di Maluku dan menjadi rempah-rempah yang dicari oelh para pedagang dari berbagai negara, seperti Arab, Persia, Gujarat, dan Tiongkok.
Selain terkenal dengan hasil bumi berupa rempah-rempah, Maluku juga terkenal dengan berbagai kebudayaannya, lo, salah satunya tarian.
Apakah kamu pernah mendengar tari Soya-Soya? Tarian ini merupakan tarian khas dari Maluku Utara.
Tarian Soya-Soya ini ternyata punya makna yang penting bagi perjuangan rakyat Kayoa, Maluku Utara, lo.
Yuk, ketahui sejarah tarian Soya-Soya!
Baca Juga: Tidak Hanya di Mesir, 4 Piramida dari Berbagai Negara Ini Juga Terkenal, Pernah Lihat?
Tarian Soya-Soya Berakar dari Penyerbuan oleh Rakyat Ternate
Tarian yang bernama Soya-Soya ini merupakan tradisi yang berasal dari masyarakat Maluku Utara, tepatnya Ternate.
Sejarah tarian ini ternyata sudah berlangsung cukup lama, nih, yaitu sudah ada sejak masa Kesultanan Ternate yang dipimpin oleh Sulten Baabullah, yang memimpin sejak 1570 hingga 1583.
Dalam bahasa Maluku, nama Soya-Soya ini berarti pantang menyerah dan punya makna sebagai tarian penjemputan.
Tari Soya-Soya termasuk dalam kelompok tarian perang, yang berasal dari latar belakang terciptanya tarian.
Baca Juga: Bahasa Tionghoa Termasuk Bahasa Tertua di Dunia, Ayo, Cari Tahu Bahasa Tertua Lainnya!
Sejarah tarian ini berasal saat terjadi penyerbuan ke markes Portugis yang dilakukan oleh rakyat Ternate dan dipimpin oleh Sultan Baabullah.
Ternyata ada tujuan penting di balik penyerbuan yang dilakukan, nih, teman-teman.
Penyerbuan yang dilakukan tidak hanya untuk melakukan penyerangan, tapi juga untuk menjemput jenazah ayah Sultan Baabullah, yaitu Sultan Khairun yang dijebak oleh Portugis.
Makna Tarian Berubah Menjadi Kebangkitan Rakyat
Meski awalnya tarian ini berakar dari penyerbuan dan penjemputan yang dilakukan oleh rakyat Ternate, makna tarian kemudian berubah, nih.
Tarian Soya-Soya yang bermakna penjemputan ini kemudian beralih menjadi bangkitnya perjuangan rakyat Kayoa, Maluku Utara untuk melawan penjajah dari Portugis di akhir abad 16.
Nah, karena sejarah tarian inilah, tarian Soya-Soya dianggap sebagai penyemangat masyarakat Ternate mengenai kebangkitan.
Selain itu, tari Soya-Soya yang punya nilai kepahlawanan ini juga menjadi pengingat mengenai perjuangan rakyat Ternater dan Kayoa dalam mengusir penjajah.
Baca Juga: Mengenal Rendang, Masakan Indonesia yang Masuk Daftar Makanan Terenak di Dunia
Tari Soya-Soya Banyak Menggunakan Gerakan Kaki
Gerakan tari Soya-Soya ini lebih banyak pada gerakan kaki yang lincah, cepat, dan penuh energi, nih, teman-teman.
Makna di balik gerakan kaki pada tarian ini adalah untuk menunjukkan semangat yang dimiliki oleh pasukan Sultan Baabullah yang menyerbu markas Portugis untuk menjemput pemimpinnya.
Selain itu, gerakan penuh semangat ini juga menunjukkan bahwa mereka pantang menyerah dalam melakukan penyerbuan.
Gerakan lain dalam tarian ini mirip dengan gerakan ketika akan berperang, yaitu menyerang, mengangkis, dan mengelak.
Baca Juga: Keren, Anak-Anak dari Nusa Tenggara Berhasil Jadi Penenun Cilik!
Dalam tari Soya-Soya, tidak ada jumlah pasti peserta yang melakukan tarian ini, namun biasanya dibawakan oleh lebih dari tiga orang pria dan pesertanya berjumlah ganjil.
Jumlah ganjil ini untuk menunjukkan jumlah pasukan yang awalnya genap oleh pemimpin pasukan.
Meski jumlah pesertanya tidak pasti, semakin banyak peserta tari Soya-Soya, maka tarian akan semakin menunjukkan semangat, seperti akan melakukan penyerbuan.
Penari Tari Soya-Soya Memakai Seragam Khusus dan Membawa Berbagai Atribut
Ketika berperang, pasukan akan membawa berbagai senjata untuk menyerang maupun membela diri.
Nah, para penari yang melakukan tarian Soya-Soya juga membawa berbagai atribut seperti pasukan perang.
Atribut atau peralatan itu adalah pedang atau ngana-ngana, bambu, dan perisai kayu yang disebut salawaku.
Saat menari, penari juga mengenakan seragam khusus, nih, yaitu pakaian berwarna putih dengan kain berwarna merah yang disilangkan di dada.
Penari juga akan menggunakan ikat kepala berwarna kuning yang disebut juga Taqoa, sebuah simbol penting bagi prajurit perang Ternate.
Seiring perkembangan budaya, tarian Soya-Soya saat ini menjadi tarian yang dipertunjukkan untuk menyambut tamu penting yang berkunjung ke Ternate.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Source | : | Indonesia Kaya |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR