Ternyata untuk menggabungkan kayu-kayu dan bagian kapal, pembuat kapal pinisi menggunakan pasak kayu, sehingga bagian-bagian tersebut bisa menyatu.
Nah, pasak kayu yang digunakan untuk menyatukan kayu dan bagian kapal merupakan kayu sisa pembuatan kapal.
Sebelum proses pembangunan atau pembuatan kapal pinisi dilakukan, ada beberapa ritual yang harus dilakukan dulu, teman-teman.
Pertama, kayu bahan pembuat kapal haru dikumpulkan pada tanggal lima dan tujuh yang memiliki makna tertentu.
Angka atau tanggal lima berarti rezeki yang sudah ada di tangan, sedangkan tanggal tujuh menunjukkan selalu mendapatkan rezeki.
Nah, sebelum ditebang, pohon akan dibacakan doa-doa yang kemudian dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban, yang biasanya berupa ayam sebagai tanda penyerahan diri kepada Tuhan.
Setelah itu, akan dilakukan peletakan lunas atau kayu yang menjadi pondasi bangunan kapal. Lunas ini harus dihadapkan ke arah timur laut.
Ada dua lunas yang diletakkan, yaitu lunas di bagian depan yang melambangkan laki-laki serta lunas yang melambangkan perempuan diletakkan di bagian belakang.
Nah, lunas bagian depan nantinya akan dipotong kemudian dilarung ke laut sebagai penolak keburukan dan juga sebagai lambang kesiapan untuk mencari nafkah.
Sedangkan lunas bagian belakang juga akan dipotong, tapi bedanya akan disimpan di rumah.
Baca Juga: Bagaimana Proses Pembuatan Perahu Jong, ya? Ayo, Kenali Bagian Perahu Khas Kepulauan Riau Ini
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR