Bobo.id – Siapa di antara teman-teman yang pernah melihat kapal pinisi buatan suku Bugis Makassar?
Kapal pinisi merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia, lo! Apa kamu pernah tahu cara membuat kapal pinisi?
Uniknya, kapal pinisi itu dibuat tanpa paku! Wah, bagaimana proses pembuatan kapal pinisi, ya?
Ayo, kita cari tahu rahasia cara membuat kapal pinisi yang unik!
Uniknya Cara Membuat Kapal Pinisi
Meskipun ukurannya besar, kapal pinisi tetap dibuat menggunakan kayu.
Kayu yang digunakan untuk membuat kapal pinisi adalah kayu jati dan kayu mahoni
Kayu untuk membuat kapal pinisi itu pengumpulannya harus dilakukan setiap tangga lima dan tujuh setiap bulannya.
Pembuatan kapal pinisi juga unik, teman-teman, karena kalau biasanya pembuatan kapal dimulai dengan membuat kerangka terlebih dulu, pada kapal pinisi, badan kapal dibuat terlebih dahulu.
Keunikan lainnya dari kapal pinisi adalah untuk menggabungkan kayu-kayu pembuat kapal, tidak digunakan perekat seperti lem khusus kayu maupun paku.
Apa rahasia bagian kapal bisa menempel satu sama lain, ya?
Baca Juga: Rupanya Ini Kisah di Balik Nama Pempek Kapal Selam, Pernah Tahu?
Ternyata untuk menggabungkan kayu-kayu dan bagian kapal, pembuat kapal pinisi menggunakan pasak kayu, sehingga bagian-bagian tersebut bisa menyatu.
Nah, pasak kayu yang digunakan untuk menyatukan kayu dan bagian kapal merupakan kayu sisa pembuatan kapal.
Proses Pembuatan Kapal Pinisi
Sebelum proses pembangunan atau pembuatan kapal pinisi dilakukan, ada beberapa ritual yang harus dilakukan dulu, teman-teman.
Pertama, kayu bahan pembuat kapal haru dikumpulkan pada tanggal lima dan tujuh yang memiliki makna tertentu.
Angka atau tanggal lima berarti rezeki yang sudah ada di tangan, sedangkan tanggal tujuh menunjukkan selalu mendapatkan rezeki.
Nah, sebelum ditebang, pohon akan dibacakan doa-doa yang kemudian dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban, yang biasanya berupa ayam sebagai tanda penyerahan diri kepada Tuhan.
Setelah itu, akan dilakukan peletakan lunas atau kayu yang menjadi pondasi bangunan kapal. Lunas ini harus dihadapkan ke arah timur laut.
Ada dua lunas yang diletakkan, yaitu lunas di bagian depan yang melambangkan laki-laki serta lunas yang melambangkan perempuan diletakkan di bagian belakang.
Nah, lunas bagian depan nantinya akan dipotong kemudian dilarung ke laut sebagai penolak keburukan dan juga sebagai lambang kesiapan untuk mencari nafkah.
Sedangkan lunas bagian belakang juga akan dipotong, tapi bedanya akan disimpan di rumah.
Baca Juga: Bagaimana Proses Pembuatan Perahu Jong, ya? Ayo, Kenali Bagian Perahu Khas Kepulauan Riau Ini
Kapal Pinisi yang Sudah Dibuat Selama Ratusan Tahun
Kapal pinisi sudah dibuat sejak ribuan tahun lalu.
Catatan tentang kapal pinisi ada dalam naskah lontar La Galigo pada abad ke-14.
Alkisah, kapal pinisi pertama kali dibuat oleh Pangeran Sawerigading, Putra Mahkota Kerjaan Luwu.
Kapal itu digunakan untuk meminang Putri We Cudai ke Negeri Tiongkok.
Sekembalinya ke Luwu, kapal pinisi sang Putra Mahkota diterjang ombak hingga terbelah jadi tiga bagian.
Konon, bagian kapal itu terdampar di desa Ara, Tanah Beru, dan Lemo-Lemo. Kemudian penduduk di tiga desa itu menyatukan dan merangkao kepingan-kepingan kapal sehingga kembali membentuk kapal.
Kapal pinisi sudah digunakan selama ratusan tahun. Bahkan, sampai saat ini juga masih digunakan untuk berlayar, teman-teman.
Wah, suatu hari nanti, Bobo ingin naik kapal pinisi juga!
Baca Juga: Ada 3 Juta Kapal Karam di Lautan Dunia, Ini Serba-Serbi Kapal Karam!
(Penulis: Tyas Wening, Sylvana Toemon)
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Yuk, lihat video ini juga!
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR