Bobo.id - Burung terkenal dengan bulunya yang berwarna-warni dan menarik.
Beberapa burung memiliki bulu berwarna-warni untuk mendapatkan pasangan saat musimnya tiba.
Nah, salah satu burung dengan bulu yang berwarna cerah dan menarik adalah burung kepodang, teman-teman.
Selain berbulu cerah, burung kepodang juga dikenal sebagai burung yang pesolek atau rapi.
Burung kepodang juga punya suara kicauan yang merdu, nih. Ketahui apa saja berbagai hal menarik dari burung yang sering disebut sebagai kepodang emas ini, yuk!
Baca Juga: Burung Nasar Hidup dengan Makan Bangkai, Simak Penjelasannya!
Kepodang Emas, Burung Pesolek dengan Warna Bulu Mencolok
Warna bulu burung kepodang yang berwarna kuning mencolok membuatnya disebut juga sebagai kepodang emas.
Secara umum, burung kepodang memiliki bulu berwarna kuning, dengan beberapa bagian tubuhnya berbulu warna hitam, seperti di sekitar mata dan di sayapnya.
Namun untuk membedakan burung kepodang jantan betina cukup sulit, karena keduanya memiliki warna bulu yang mirip.
Hanya saja, pada burung betina memiliki bulu yang berwarna lebih buram dan di bagian punggungnya berwarna seperti zaitun, sedangkan yang jantan warna bulunya lebih cerah.
Burung ini juga disebut sebagai burung yang pesolek, karena sifatnya yang selalu rapi, salah satunya saat membangun sarang, yang akan dilakukannya dengan rapi dan teliti.
Kepodang adalah jenis burung berukuran sedang, dengan panjang tubuh mulai dari paruh hingga ekor sepanjang 25 sentimeter.
Baca Juga: Ratusan Burung Bisa Terbang Selaras dalam Fenomena Ini, Cari Tahu Penjelasannya, yuk!
Berasal dari Tiongkok, Namun Banyak Ditemukan di Indonesia
Burung kepodang yang memiliki nama ilmiah Oriolus chinensis merupakan burung yang berasal dari daratan Tiongkok.
Namun burung ini juga tersebar ke berbagai wilayah di Asia, mulai dari India, Asia Tenggara, hingga Kepulauan Filipina.
Nah, penyebaran burung kepodang ini termasuk ke beberapa wilayah di Indonesia, seperti Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
Burung kepodang dapat banyak ditemukan di wilayah Indonesia dan negara wilayah tropis lainnya karena habitatnya yang adalah dataran tinggi dan dataran rendah, serta di hutan tropis.
Burung Kepodang akan Berganti Bulu saat Dewasa
Meski dikenal dengan warna bulunya yang kuning mencolok, burung kepodang ternyata tidak terlahir dengan bulu yang berwarna kuning, teman-teman.
Saat baru menetas, bulu anak burung kepodang berwarna lebih gelap, bahkan disebut kepodang batu.
Nah, selama tumbuh dewasa, bulu burung kepodang yang berwarna gelap akan rontok dan berganti menjadi berwarna kuning yang menyerupai kapur, sehingga disebut sebagai kepodang kapur.
Menginjak usia 1,5 tahun, bulu burung kepodang akan semakin terlaihat berwarna kuning cerah dan mencapai warna keemasan, sehingga disebut sebagai kepodang emas.
Baca Juga: Banyak yang Masih Percaya, Ini 5 Mitos tentang Kucing, Salah Satunya Kucing Suka Minum Susu
Jawa Tengah Menjadikan Burung Kepodang Sebagai Maskot
Di balik burung kepodang, ternyata ada berbagai nilai yang dibawanya, lo, bahkan hal ini membuatnya dijadikan sebagai maskot Jawa Tengah.
Pemilihan burung kepodang sebagai maskot Jawa Tengah karena burung ini menjadi lambang kekompakan, keselarasan, dan keindahan budi pekerti.
Sedangkan bulunya yang berwarna kuning keemasan melambangkan kejayaan dan kemakmuran, sehingga burung kepodang banyak dimiliki oleh para pemimpin Jawa pada dulu kala.
Baca Juga: Oriks Arab, Hewan yang Mahir Mendeteksi Hujan dari Kejauhan
Namun sayangnya, saat ini jumlah burung kepodang di alam bebas semakin berkurang, karena banyak yang menangkap dan memiliharanya.
Alasannya, karena kepodang memiliki suara kicauan yang indah, seperti siulan atau seruling.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Yuk, lihat video ini juga!
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR