Bobo.id - Mohammad Hatta lahir pada 12 Agustus 1902 di Bukittingi, Sumatra Barat. Mohammad Hatta berasal dari keluarga terpandang. Ayahnya adalah tokoh agama, sedangkan ibunya pedagang yang kaya.
Walau ayahnya meninggal saat Mohammad Hatta berusia delapan tahun, beliau tidak pernah kehilangan kasih sayang dari keluarganya.
Mohammad Hatta dididik oleh ibu, kakek, nenek, dan paman-pamannya. Dari merekalah Mohammad Hatta belajar disiplin dan tertib.
Berikut ini beberapa kisah Mohammad Hatta sewaktu masih kecil, dirangkum dari beberapa sumber.
Disiplin untuk Hemat
Sejak kecil, Mohammad Hatta telah menunjukkan sikap disiplin yang tinggi. Beliau hidup teratur dan melakukan segala sesuatu dengan tertib.
Mohammad Hatta juga mencatat uang sakunya dengan cermat. Beliau sangat hemat, tapi bukan berarti pelit.
Beliau rajin mencatat uang pemasukan dan pengeluaran itu agar bisa memperkirakan apa yang beliau butuhkan.
Baca Juga: Pesona Masjid Agung Banten: Ringkasan Tayangan Belajar dari Rumah TVRI
Beliau memilih apa yang menjadi kebutuhan, bukan keinginan. Kebiasaan seperti itu masih beliau lakukan saat telah menjadi Wakil Presiden RI atau pejabat negara.
Teratur dan Rapi
Sewaktu kecil, Mohammad Hatta hidup sangat rapi dan teratur. Beliau rapi saat menaruh barang-barang miliknya.
Beliau akan langsung tahu saat ada orang yang mengubah susunan barang yang telah diaturnya.
Pernah suatu hari, beliau memiliki sebuah buku tulis kosong yang baru dibeli. Beliau belum pernah menggunakannya.
Suatu saat, beliau meletakkan buku tulis itu di atas meja belajar. Namun, beliau merasa ada yang aneh dari bukunya itu.
Setelah dilihat, selembar kertas di bukunya itu telah terisi tulisan pamannya.
Melihat buku tulis barunya digunakan oleh sang paman, Mohammad Hatta marah dan menangis. Pamannya membujuk Mohammad Hatta dan berjanji mengganti buku itu dengan yang baru.
Mohammad Hatta tidak ingin buku baru. Beliau hanya kecewa barangnya diganggu dan pamannya tidak meminta izin sebelumnya.
Menghargai Waktu
Mohammad Hatta disiplin terhadap waktu.
Bila ada seorang yang berjanji dengannya pada jam tertentu, dan orang itu terlambat datang, maka Mohammad Hatta tidak segan akan menolak menemui orang yang terlambat itu.
Rajin Belajar
Mohammad Hatta menggunakan sebagian besar waktunya untuk belajar. Sejak usia lima tahun, beliau sudah belajar, terutama bahasa asing.
Pada siang hari, beliau belajar di Sekolah Melayu Paripat. Sore harinya, beliau les bahasa Belanda kepada Tuan Ledeboer, seorang Belanda.
Mohammad Hatta pernah bersekolah di ELS (Europeesche Lagere School) atau sekolah dasar untuk anak-anak Belanda di Sumatra Barat.
Mohammad Hatta tidak mendapatkan kesulitan saat bersekolah di sana. Di kamarnya, beliau selalu rajin membaca buku dan belajar.
Disiplin Ibadah
Mohammad Hatta juga disiplin dalam beribadah. Setelah pulang sekolah dari ELS, beliau selalu datang ke surau (masjid) untuk mengaji.
Letak surau tidak jauh dari rumahnya. Di surau, biasanya beliau akan mengaji sampai larut malam.
Bahkan, Mohammad Hatta dan teman-temannya sering bermalam di surau. Mohammad Hatta tergolong anak yang pandai.
Beliau cepat belajar untuk memahami huruf Arab dan pandai membaca Al Qur’an.
Baca Juga: Sejarah Candi Borobudur, Salah Satu Situs Budaya di Indonesia
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Bertemu Karakter Favorit di Doraemon Jolly Town MARGOCITY, Apa Saja Keseruannya?
Penulis | : | Jonathan Alfrendi |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR