Felip pun ikut membantah teguran Nirmala.
“Iya Nirmala, kami mau main catur lagi!” kata Felip.
Tak lama kemudian, datanglah Glegek yang membawa sikat untuk membersihkan kolam.
“Ayo kerja, Ki, Lip. Aku datang untuk membantu kalian, nih!” kata Glegek sambil mengacungkan sikat.
Akhirnya, mereka berdua pun menuruti perkataan Nirmala.
Bukan Oki namanya kalau tidak usil. Oki dan Felip memang menuruti kemauan Nirmala untuk menyapu halaman istana.
Tongkat ajaib Nirmala yang ketinggalan digunakan untuk menyulap sapu yang mereka gunakan.
Maksudnya supaya sapu itu bisa bergerak dengan sendirinya.
Namun, karena matra yang diucapkan tidak benar, sapu-sapu itu malah bergerak untuk memporak-porandakan meja dan kursi untuk acara Pesta Balon.
Tidak hanya itu saja, sapu yang salah mantra itu hampir saja menghancurkan masakan Pak Dobleh di dapur.
Fiuh, untunglah Nirmala berhasil mematahkan sapu itu dengan mantra ajaibnya.
Nirmala sudah menduga, kalau hal itu terjadi karena keusilan Oki dan Felip.
“Maafkan aku, Nirmala!” kata Oki.
“Iya, maafkan aku juga, Nirmala!” sambung Felip.
“Habis ini kita akan bereskan halaman ini Nirmala!” kata Oki menyesal.
Penulis | : | Marisa Febrilian |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR