4. Tari Saman dari Aceh
Tari Saman merupakan kesenian yang berasal dari Suku Gayo di Aceh, tapi tarian ini tepatnya dikembangkan oleh seorang ulama dari Gayo, bernama Syekh Saman.
Awalnya, Tari Saman dikembangkan sebagai media penyebaran agama Islam, yang juga digunakan untuk menyampaikan pesan.
Tarian ini juga mencerminkan pendidikan, kegamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan, lo.
5. Tari Pendet dari Bali
Selain yang disebutkan oleh Wayan tadi, Bali masih punya banyak sekali tarian tradisional, lo. Salah satunya adalah tari pendet.
Tari Pendet adalah sebuah tarian yang awalnya merupakan bentuk pemujaan yang banyak diperagakan di pura.
Tari Pendet melambangkan penyambutan turunnya dewa ke dunia. Maka dari itu, tari Pendet bisa dikatakan sebagai bentuk persembahan dalam bentuk tarian, bukan berbentuk sesajen seperti yang biasa dilakukan.
Namun saat ini banyak yang menarikan tarian ini sebagai ucapan selamat datang.
Baca Juga: Ketahui Sejarah Museum Nasional dan Makna Arca Ganesha di Video Ini!
3. Kelompok Nisa berhasil tampil dengan baik, namun tidak berhasil dapat nilai A.
a) Jelaskan mengapa mereka bisa tampil baik?
b) Jelaskan pula mengapa mereka tidak dapat nilai A?
Jawaban:
a) Kelompok Nisa berhasil tampil dengan baik karena mereka sangat giat dalam berlatih.
Selain itu, mereka mendapat bimbingan dari Teh Dewi.
b) Kelompok Nisa tidak mendapat nilai A karena mereka kurang kompak.
Saat seharusnya gerakan memutar, Chandra malah melakukan gerakan meloncat-loncat.
Sementara Wayan yang seharusnya bergerak ke kanan, malah bergerak ke kiri.
Tonton video ini, yuk!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR