Bobo.id - Berikut adalah rangkuman dan soal Sahabat Pelangi: Senam Irama. Tayangan ini adalah bagian dari progam Belajar dari Rumah yang ditayangkan TVRI, 5 Juni 2020.
Yuk, lihat rangkuman dan soalnya!
Rangkuman Sahabat Pelangi: Senam Irama
Wayan, Chandra, Nisa, dan Martha mendapat tugas membuat senam irama. Mereka harus menari dalam satu kelompok.
Karena ini senam irama, mereka harus mencari musiknya sendiri juga. Martha usul lagu pop, sedangkan Wayan usul lagu hip hop.
Sementara Nisa, ia mengusulkan lagu tradisional. Semuanya pun setuju dengan usulan Nisa. Sebab, tari tradisional dari Indonesia itu banyak sekali.
Temponya tidak hanya lambat, banyak juga yang temponya cepat dan bersemangat.
Mereka berdiskusi untuk mengumpulkan lagu-lagu daerah yang bersemangat, seperti Ayo Mama,
Hela Rotane, Buka Pintu, Manuk Dadali, Tokecang, Cing Cangkeling, Pileuleuyan, Janger, Jangi Janger, Kecak, Semirang, dan Tari Legong.
Mereka pun menggabungkan beberapa lagu daerah menjadi 5 menit. Untuk gerakannya, mereka meminta tolong bantuan Teh Dewi.
Baca Juga: Jadwal Tayangan Belajar dari Rumah di TVRI, Jumat 5 Juni 2020 Beserta Link Live Streaming
Setelah menggabungkan lagu dan membuat gerakan, mereka mulai berlatih dengan dibimbing Teh Dewi.
Akhirnya, tiba masa penilaian dan mereka dapat nilai B+.
Wah, mengapa mereka tidak dapat nilai A, ya? Rupanya, Wayan dan Chandra salah gerakan. Sebab, mereka grogi karena dilihat banyak orang.
Chandra yang seharusnya lakukan gerakan memutar, ternyata malah loncat. Sementara Wayan yang harusnya bergerak ke kiri, malah jadi bergerak ke kanan.
Namun, secara keseluruhan, mereka sudah melakukannya dengan baik karena sudah berlatih bersama.
Soal Sahabat Pelangi: Senam Irama
1. Apakah kamu setuju dengan ide Nisa untuk menggunakan musik tradisional dalam kegiatan senam? Jelaskan alasanmu!
Jawaban:
Tulis pendapatmu sendiri, ya. Kalau Bobo setuju dengan ide Nisa yang menggunakan musik tradisional untuk senam irama.
Sebab, tari tradisional itu banyak sekali. Namun, sayangnya banyak orang yang tidak tahu. Karena itu, kalau dijadikan senam irama, kita secara tidak langsung ikut melestarikan budaya kita sendiri.
Tari tradisional juga banyak yang bertempo cepat dan bersemangat, cocok dijadikan senam irama.
Baca Juga: Kerjakan Latihan Soal tentang Pola Bilangan di Video Ini, yuk!
2. Tuliskan lima jenis tari tradisional dan daerah asalnya, selain dari yang dicontohkan pada tayangan tadi.
Jawaban:
1. Tari Gatzi dari Merauke
Tari Gatzi merupakan tarian yang dilakukan Suku Marind saat ada acara-acara khusus, misalnya seperti kelahiran anak, pesta adat, dan juga sebagai tarian penyambutan.
Saat menari tari gatzi, masyarakat Marind akan mengenakan pakaian yang dibuat dari serat daun sagu dan daun kelapa muda.
Tari Gatzi ini bisa dilakukan oleh laki-laki dan perempuan, juga anak-anak dan orang dewasa. Masyarakat menari tari gatzi dari budaya Merauke ini dengan diiringi tabuhan tifa.
2. Tari Soya-Soya dari Ternate
Tarian yang bernama Soya-Soya ini merupakan tradisi yang berasal dari masyarakat Maluku Utara, tepatnya Ternate.
Dalam bahasa Maluku, nama Soya-Soya ini berarti pantang menyerah dan punya makna sebagai tarian penjemputan.
Sejarah tarian ini ternyata sudah berlangsung cukup lama, nih, yaitu sudah ada sejak masa Kesultanan Ternate yang dipimpin oleh Sulten Baabullah, yang memimpin sejak 1570 hingga 1583.
3. Tari Lenggang Nyai dari Jakarta
Nama Tari Lenggang Nyai sendiri berasal dari kata “lenggang” yang berarti “melengak – lengok” dan kata “nyai” yang di ambil dari cerita Nyai Dasimah.
Nyai Dasimah adalah salah satu tokoh perempuan yang terkenal dalam cerita rakyat betawi.
Tarian ini sering ditampilkan dalam berbagai acara di Jakarta dan mengandung banyak pesan dan makna tentang kebebasan perempuan.
Menurut sejarahnya, Tari Lenggang Nyai ini di ciptakan oleh seorang seniman tari dari Yogyakarta bernama Wiwik Widiastuti, seorang seniman yang sangat mencintai kebudayaan Indonesia.
Baca Juga: Hentikan Kebiasaan Menggosok Mata! Meski Mengurangi Rasa Gatal, Bisa Berdampak pada Infeksi
4. Tari Saman dari Aceh
Tari Saman merupakan kesenian yang berasal dari Suku Gayo di Aceh, tapi tarian ini tepatnya dikembangkan oleh seorang ulama dari Gayo, bernama Syekh Saman.
Awalnya, Tari Saman dikembangkan sebagai media penyebaran agama Islam, yang juga digunakan untuk menyampaikan pesan.
Tarian ini juga mencerminkan pendidikan, kegamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan, dan kebersamaan, lo.
5. Tari Pendet dari Bali
Selain yang disebutkan oleh Wayan tadi, Bali masih punya banyak sekali tarian tradisional, lo. Salah satunya adalah tari pendet.
Tari Pendet adalah sebuah tarian yang awalnya merupakan bentuk pemujaan yang banyak diperagakan di pura.
Tari Pendet melambangkan penyambutan turunnya dewa ke dunia. Maka dari itu, tari Pendet bisa dikatakan sebagai bentuk persembahan dalam bentuk tarian, bukan berbentuk sesajen seperti yang biasa dilakukan.
Namun saat ini banyak yang menarikan tarian ini sebagai ucapan selamat datang.
Baca Juga: Ketahui Sejarah Museum Nasional dan Makna Arca Ganesha di Video Ini!
3. Kelompok Nisa berhasil tampil dengan baik, namun tidak berhasil dapat nilai A.
a) Jelaskan mengapa mereka bisa tampil baik?
b) Jelaskan pula mengapa mereka tidak dapat nilai A?
Jawaban:
a) Kelompok Nisa berhasil tampil dengan baik karena mereka sangat giat dalam berlatih.
Selain itu, mereka mendapat bimbingan dari Teh Dewi.
b) Kelompok Nisa tidak mendapat nilai A karena mereka kurang kompak.
Saat seharusnya gerakan memutar, Chandra malah melakukan gerakan meloncat-loncat.
Sementara Wayan yang seharusnya bergerak ke kanan, malah bergerak ke kiri.
Tonton video ini, yuk!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR