Bobo.id – Pernahkah teman-teman mendengar tentang penyakit cacar?
Penyakit cacar ini sedikit berbeda dengan cacar air yang banyak dialami anak-anak.
Cacar air atau chickenpox biasanya bergejala ringan sedangkan cacar atau smallpox adalah penyakit mematikan.
Namun, cacar atau smallpox sudah tidak terjadi lagi. Kasus cacar terakhir kali terjadi di dunia pada 1978, teman-teman.
Tapi, bagaimana bisa penyakit yang dulunya sangat berbahaya, sekarang tidak menyerang siapa-siapa lagi?
Cacar, Penyakit Menular Berbahaya yang Pernah ada di Bumi
Sekitar 10 ribu tahun lalu, ada virus mematikan yang muncul di wilayah timur laut Afrika.
Virus itu menyebar melalui udara dan menyerang sel kulit, sumsum tulang, limpa, dan kelenjar getah bening.
Gejala seseorang yang mengalami cacar ini adalah demam, muntah, dan ruam.
Sekitar 30 persen orang yang terinfeksi bisa meninggal dunia dalam waktu beberapa minggu. Sedangkan yang selamat tetap mengalami luka dan kudis.
Baca Juga: Semut Juga Melakukan Physical Distancing Saat Ada yang Terinfeksi
Epidemi cacar pertama kali terjadi ketika Pertempuran Kadesh antara Kekaisaran Mesir dan Kekaisaran Het sekitar tahun 1350 Sebelum Masehi.
Saat itu, tahanan Mesir menularkan cacar pada orang Het, hingga sang Raja terkena cacar dan menghancurkan peradaban Kekaisaran Het.
Dari Afrika, virus cacar atau smallpox tersebar ke wilayah lainnya di dunia melalui pedagang, peperangan, dan penjajahan.
Begitu berbahayanya, pada abad 20 saja penyakit cacar itu menyebabkan 300 – 500 juta orang meninggal dunia.
Tetapi, akhirnya akhirnya penyakit ini mulai bisa ditakhlukkan oleh para ahli kesehatan.
Mulai Metode Pencegahan Penyakit Cacar
Penyakit cacar memang dinyatakan tidak lagi muncul sejak tahun 1978, namun penyakit cacar sudah mulai dibasmi sejak tahun 1022 Masehi.
Dalam sebuah buku berjudul The Correct Treatment of Smallpox, dituliskan ada seorang biksu Buddha yang tinggal di Gunung Emei Shan, Tiongkok.
Biksu itu menumbuk keropeng dari luka cacar dan meniupkan bubuknya ke hidung orang yang sehat.
Hal itu dilakukannya setelah memperhatikan bahwa orang-orang yang selamat dari cacar tidak pernah mengalami penyakit itu lagi. Prosedur itu disebut variolation.
Baca Juga: Mulai dari Cacar Air Hingga Malaria, Ketahui 5 Penyakit Menular yang Banyak Terjadi di Sekitar Kita
Lama-kelamaan pada tahun 1700-an, sebuah metode yang mirip diterapkan.
Tahun 1700-an, dokter mengambil sebagian dari luka pasien cacar, kemudian menggoreskannya pada lengan orang yang sehat.
Namun, saat itu masih ada orang yang meninggal dunia ketika terinfeksi virus cacar.
Sampai akhirnya, mulai ditemukan vaksin untuk penyakit cacar ini.
Penemuan Vaksin Penyakit Cacar
Saat masih berusia 13 tahun, seorang dari Inggris bernama Edward Jenner memerhatikan pernah mendengar seorang pegawai peternakan menyebut bahwa ia tidak akan pernah tertular cacar, karena sudah pernah mengalami cacar sapi (cowpox).
Cacar sapi itu sendiri adalah penyakit mirip cacar (smallpox) yang menginfeksi sapi.
Saat sudah dewasa dan menjadi dokter, Edward Jenner memikirkan bahwa virus penyebab cacar sapi dan cacar berasal dari keluarga virus yang sama.
Ketika sebuah virus menginfeksi tubuh yang kurang familiar, maka virus itu lebih tidak berbahaya. Seperti cacar sapi yang menginfeksi manusia.
Dari situlah Edward Jenner memikirkan cara bagaimana virus cowpox bisa digunakan untuk melawan cacar (small pox).
Pada 1796, Edward Jenner mencoba mengambil bagian luka seseorang pegawai peternakan bernama Sarah Nelmes, yang tertular cacar sapi dari seekor sapi bernama Blossom.
Baca Juga: Mulai dari Black Death Sampai Cacar, Ini 3 Penyakit Mematikan yang Pernah Ada Dalam Sejarah
Kemudian, bagian luka cacar sapi dari pegawai itu digoreskan ke bagian tubuh anak dari tukang kebun di rumahnya.
Anak yang bernama James Phipps itu sempat merasakan demam beberapa hari, namun perlahan membaik.
Dua bulan kemudian, Edward mencoba menggoreskan material dari luka penyakit cacar. Ternyata anak itu tidak menunjukkan gejala penyakit.
Nah, kemudian Edward Jenner menggunakan metode itu ke beberapa orang untuk membuktikan perkiraannya berhasil.
Berkat percobaan itu, vaksin cacar berhasil diciptakan.
Perbedaan antara vaksinasi dan variolation pada cacar itu adalah vaksinasi menggunakan virus cacar sapi yang lebih tidak berbahaya, sementara variolation menggunakan virus cacar langsung. Akhirnya variolation dilarang di Inggris tahun 1800-an.
Setelah penggunaan vaksin selama abad ke-19 dan abad ke-20, akhirnya pada 1979 organisasi kesehatan dunia WHO menyatakan bahwa penyakit cacar (smallpox) sudah berhasil diberantas.
Wah, kalau penyakit berbahaya bisa diberantas, berarti ilmuwan masa kini juga pasti bisa menemukan vaksin yang bisa memberantas virus-virus penyebab penyakit menular di masa sekarang, ya!
Baca Juga: Isolasi dan Karantina Jadi Pencegahan Penularan Penyakit, Apa Beda Keduanya?
Lihat video ini juga, yuk!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | WebMD,TED-ED |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR