Bobo.id – Apakah teman-teman hari ini menonton tayangan Belajar dari Rumah di TVRI?
Yap, memasuki masa liburan sekolah, program Belajar dari Rumah di TVRI menyajikan tayangan edukatif sekaligus menghibur, lo
Nah, pada hari Rabu, 17 Juni 2020, ada salah satu tayangan menarik yang berjudul Ekspedisi Manggala: Kisah 8 Pulau Terluar.
Film Eskspedisi Manggala: Kisah 8 Pulau Terluar merupakan film dokumenter yang dibuat saat para peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan riset.
Melalui film dokumenter Ekspedisi Manggala: Kisah 8 Pulau Terluar itu, kita jadi tahu apa saja yang ditemukan peneliti kelautan di pulau-pulau terluar, lo!
Penelitian di 8 Pulau Terluar Indonesia
Tahukah teman-teman? Pulau terluar di Indonesia ada banyak sekali jumlahnya, lo!
Negara kita punya wilayah laut yang sangat luas dengan 10 perbatasan laut. Di seluruh Indonesia, ada 111 pulau terluar yang tersebar di penjuru nusantara.
Pulau terluar memiliki peran penting, yaitu menjadi penanda kedaulatan negara, hingga menyediakan ekosistem alam yang produktif dan menunjang sector pangan, perikanan, dan wisata.
Salah satu wilayah perbatasan laut Indonesia adalah perbatasan dengan Samudra Pasifik, di Indonesia Timur.
Di sana, ada delapan pulau terluar, yaitu Pulau Yiew, Budd, Fani, Brass-Fanildo, Liki, Bepondi, Miossu, dan satu gugus kepulauan Ayau di Kawasan Raja Ampat, Papua.
Baca Juga: Pulau Akko, Belajar Tentang Sampah Plastik Bersama Karakter Lucu, Lihat Videonya, yuk!
Pulau-pulau itu diteliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI saat menjalankan ekspedisi selama bulan Oktober sampau Desember 2018 lalu.
Pemandangan alam di delapan pulau itu sangat indah, apalagi kekayaan alam dan laut di sana terjaga dengan baik dan masih asli, tema-teman.
Karenanya, peneliti mencari tahu kekayaan alam apa saja yang dimiliki oleh delapan pulau itu.
Kehidupan Pesisir di 8 Pulau Terluar Indonesia Timur
Sebagian besar penduduk pesisir di pulau Brass, Bepondi, dan Liki berprofesi sebagai nelayan.
Umumnya, mereka menangkap hasil laut untuk dijual di pulau utama.
Ada juga pulau terluar yang tidak berpenghuni, atau hanya menjadi tempat singgah sementara nelayan, misalnya Pulau Fani dan Miossu. Di pulau itu masyarakat bisa memanfaatkan hasil pertanian.
Masyarakat pesisir di pulau-pulau terluar itu hanya mengambil hasil pertanian dari alam. Sebagian hasilnya dikonsumsi dan ada yang dijual.
Masyarakat pesisir juga bisa mendapatkan sumber makanan dari padang lamun, teman-teman.
Kekayaan Alam di 8 Pulau Terluar Indonesia Timur
Wilayah Indonesia Timur memang dikenal memiliki kekayaan laut dan pesisir yang melimpah, dengan ekosistem laut yang dihuni biota laut yang beragam.
Perairan di Indonesia dipengaruhi oleh dua Samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Oleh sebab itu, sangat penting untuk mengetahui kondisi dan posisi ekosistem, agar bisa mempertahankannya.
Baca Juga: Jadwal Tayangan Belajar dari Rumah di TVRI Rabu 17 Juni 2020 Beserta Link Live Streaming
Di bagian perbatasan Indonesia dan Samudra Pasifik, perairannya disebut Indo-Pacific Warm Pool, di mana suhu airnya hangat, yaitu berkisar antara 28 – 31 derajat Celcius.
Berdasarkan penelitian, perairan di perbatasan itu kondisinya sangat baik, bahkan mendekati murni, lo.
Di sana, peneliti meneliti perairan, eksosistem terumbu karang, padang lamun, hingga hutan bakau.
Hutan Bakau
Di hutan bakau di pulau-pulau itu, ditemukan banyak tumbuhan berbagai spesies lainnya. Ada juga berbagai krustasea yang ditemukan tinggal di perairan hutan bakau, seperti kepiting fiddler crab.
Ini menandakan hutan bakau yang sehat, yaitu makin banyak biota yang hidup di sana.
Padang Lamun
Ekosistem padang lamun atau rumput laut di sana juga penting sebagai asupan makanan hewan laut seperti dugong, penyu, ikan, udang, dan bulu babi.
Padang lamun juga penting bagi penyerapan gas karbondioksida, lo!
Terumbu Karang
Yang tidak kalah pentingnya lagi, tentu saja ekosistem terumbu karang! Terumbu karang berfungsi sebagai habitat biota laut, tempat makan berbagai organisme, hingga pagar pantai penahan abrasi.
Terumbu karang yang ada di perbatasan itu juga ada dalam kondisi yang sehat, teman-teman. Bahkan, di beberapa gugus karang di Pulau Brass-Fanildo, ada spesies terumbu karang yang jarang ditemukan di tempat lainnya, lo.
Baca Juga: Mengenal Terumbu Karang, Hewan yang Menjaga Ekosistem Laut
Biota Laut
Di Pulau Brass-Fanildo ada salah satu atol terbesar di Indonesia yang luasnya lebih dari 3.000 hektar.
Atol adalah pulau karang yang berbentuk lingkaran, yang di tengahnya terdapat laguna.
Atol di Pulau Brass-Fanildo merupakan habitat unik beragam biota laut seperti karang hias dan kerang kima.
Ada juga hewan-hewan yang berlindung dari kondisi ekstrem Samudra Pasifik, seperti ikan Napoleon yang langka. Hewan langka ini banyak ditemukan di Pulau Fani, Brass-Fanildo, Liki, dan Miossu.
Ada juga hiu karang abu-abu dan berbagai ikan karang hingga ikan hias.
Belum lagi, di sana juga ada banyak moluska, juga mamalia laut seperti lumba-lumba.
Teman-teman juga bisa menyaksikan seperti apa keindahan kekayaan alam delapan pulau terluar di Indonesia Timur ini dalam film Ekspedisi Mangala: Kisah 8 Pulau Terluar yang ditayangkan di TVRI hari ini, 17 Juni 2020 pukul 09.00 – 10.00 WIB.
Baca Juga: Ketinggalan Tayangan Belajar dari Rumah di TVRI? Tonton Tayangan yang Terlewat di Link Berikut Ini
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR