Bobo.id - Perut kembung atau sakit perut membuat perut tidak nyaman, nih.
Akibatnya, kita mengurangi rasa tidak nyaman saat perut kembung tadi dengan cara kentut.
Perut kembung bisa saja disebabkan karena adanya gas berlebih pada sistem pencernaan, yang akhirnya membuat perut menjadi tidak nyaman.
Namun kadang hal ini bisa membuat kita lebih sering kentut dari biasanya, teman-teman.
Banyak yang bilang, kentut berlebih disebabkan karena konsumsi makanan yang tidak tepat, atau karena sakit, seperti masuk angin.
Ternyata selain kedua hal tadi, ada berbagai kondisi yang juga menyebabkan kita jadi sering kentut.
Baca Juga: Ini 3 Manfaat Mengonsumsi Cincau, Salah Satunya Bisa Bantu Turunkan Tekanan Darah Tinggi
Adanya Perubahan Pola Makan
Perubahan pola makan yang terjadi pada tubuh bisa saja menyebabkan kita jadi sering kentut, nih.
Misalnya teman-teman harus menghindari beberapa makanan tertentu karena suatu kondisi, atau sebaliknya, yaitu menambahkan makanan tertentu ke dalam pola makan.
Hal ini disebabkan karena sistem pencernaan kita harus beradaptasi pada jenis makanan yang baru diterima.
Frekuensi kentut biasanya akan berkurang saat sistem pencernaan sudah bisa beradaptasi dengan makanan yang dikonsumsi.
Baca Juga: Bukan Hanya Sekadar Camilan, Yoghurt Ternyata Juga Punya Segudang Manfaat untuk Tubuh
Sembelit
Saat mengalami sembelit, akibatnya kita jadi kesulitan untuk buang air besar.
Akibatnya, kotoran jadi menumpuk di sistem pencernaan karena tidak dikeluarkan, sementara kita tetap mengonsumsi makanan.
Nah, sering kentut karena sembelit ini disebabkan oleh kotoran yang menumpuk di usus besar yang terfermentasi.
Hasil dari fermentasi ini kemudian menyebabkan banyaknya gas yang menumpuk di sistem pencernaan dan kemudian dikeluarkan dengan cara kentut.
Baca Juga: Mata Bengkak Setelah Menangis? Lakukan 5 Cara Mudah Ini untuk Menghilangkan Bengkaknya!
Mengonsumsi Jenis Makanan Tertentu
Konsumsi jenis makanan tertentu menjadi hal yang sering disebut menjadi penyebab utama seseorang sering kentut.
Beberapa makanan memang bisa menyebabkan seseorang jadi sering kentut, nih, teman-teman.
Misalnya saja kubis, atau ubi yang bisa menyebabkan jumlah gas berlebih pada sistem pencernaan.
Ubi sering disebut membuat kentut berlebih karena ternyata di dalam ubi terdapat glukosa bernama mannitol yang punya efek seperti pencahar.
Hasilnya, produksi gas di lambung akan berlebih yang menyebabkan kita jadi sering buang gas atau kentut.
Sedangkan beberapa jenis makanan lain juga bisa menyebabkan peningkatan jumlah gas, seperti makanan pedas, asam, maupun minuman bersoda.
Intoleransi Laktosa
Intolerasi laktosa ini berbeda dengan alergi susu, teman-teman. Alergi susu akan menyebabkan berbagai gejala pada tubuh setelah mengonsumsi susu maupun olahannya, seperti gatal, hingga sesak napas.
Sedangkan intoleransi laktosa akan menyebabkan seseorang jadi memproduksi lebih banyak gas di pencernaannya saat mereka mengonsumsi susu dan berbagai olahannya.
Pembentukan gas pada sistem pencernaan ini disebabkan karena tubuh tidak bisa memproses atau mencerna laktosa, yaitu protein yang ada dalam produk susu.
Perubahan Jumlah Serta Jenis Bakteri
Perubahan makanan maupun minuman yang kita konsumsi bisa saja menyebabkan adanya perubahan jumlah dan jenis bakteri yang ada di sistem pencernaan, nih.
Di dalam sistem pencernaan, terdapat jutaan bakteri yang berfungsi untuk memproses makanan yang dikonsumsi.
Beberapa makanan atau minuman yang bisa menyebabkan adanya perubahan jumlah dan jenis bakteri misalnya seperti yogurt yang kaya akan probiotik, maupun makanan yang sudah terkontaminasi bakteri tertentu.
Perubahan ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan bakteri di saluran pencernaan, yang membuat jumlah gas jadi lebih banyak dan menyebabkan sering kentut.
Yuk, tonton video ini juga!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR