Pak Dino si penjual susu menjadi bersemangat lagi. Dengan sekantung uang, ia pergi ke tempat pemaam kebakaran.
Semua kuda tua di tempat itu tampak gaagh tapi pak Dino melihat satu yang tempak angat indah dan tangkas.
“Itu adalah kuda yang cocok untukku,” pikirnya. Ia memberikan semua uang yang diberikan kepadadanya dari bosnya dan miliknya sendiri, sampai akhirnya kudanya jadi miliknya.
Tapi tiba-tiba, majikannya datang.
“Kenapa, ini bukan kuda yang cocok untuk kita,” teriaknya. “wagon susu kita tak bisa bawa susu denan kuda yang melesat, ngebut di sepanjang jalan. botol botol akan beterbangan dan pecah.”
Dan kepala pemadan kebakaran datang keluar dari sana.
“Oo, itu kudaku yang baru!” teriaknya sambil meraba raba kuda pemadam kebakaran yang baru dibeli. “Siapa yan meletakkan kudaku di pelelangan. Ini salah taro,”
Tidak ada yang jawab tapi salah satu petugas pemaan terlihat sedih dan dia tidak suka naik kuda cepat cepat ntuk ke tempat kebakaran. Ia meletakkan helmnya.
“Aku yag elakukannya. Dan aku mau berhanti saja, dan ingin jadi penjual susu saja.
Ia melemparkan topinya di udara. “Saya mengundurkan diri saja!”
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR