“Wow… laba laba termahal… Kalian sungguh sangat menghormati aku,” katanya gembira. Namun ia tetap mendorong mangkuk supnya ke samping. “Sayangnya, aku tidak suka laba-laba, biarpun mahal!” suara Bibi Kenanga mengecil, tidak marah lagi.
Sementara itu raja dan ratu tidak saling melihat. Ratu buru-buru menyendok laba-laba dan memasukkannya ke dalam serbet, lalu menyimpan serbet di tasnya. Jati mengintip dari dari balik tirai dengan ketakutan.
Saat usai pesta, ruang makan sudah kosong. Jati buru buru membantu Putri Cempaka turun dari chadelier. Setiba di bawah, Jati berkata,
“Oo… Cempaka! Aku tak akan menolongmu lagi! Keinginanmu selalu berbahaya…”
“Tenang saja, Jati! Aku juga tidak mau naik ke chandelier lagi. Kalau laba-labanya masuk ke dalam bajuku, kan gawat!” Putri Cempaka lalu melangkah masuk ke kamar tidurnya. Ia berbaring sambil tersenyum lebar, membayangkan petulangan seru berikutnya.
Cerita oleh: Dok. Majalah Bobo. Ilustrasi: Adit Galih
Baca Juga: Minum Air Lemon Hangat di Pagi Hari Tak Selalu Baik, Ini Salah Satu Risikonya untuk Tubuh
#MendongenguntukCerdas
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR