Bobo.id - Setelah mengalami musim penghujan yang biasanya berlangsung dari bulan Oktober hingga Maret, negara-negara tropis seperti Indonesia akan mengalami musim kemarau.
Beberapa hal yang membedakan antara musim hujan dengan musim kemarau adalah intensitas hujan dan suhu udaranya.
Kalau di musim hujan, suhu udara akan terasa lebih dingin, terutama setelah hujan turun.
Namun saat musim kemarau, curah hujan lebih sedikit dan suhu udara akan terasa lebih panas karena matahari bersinar terik, terlebih saat siang hari.
Meski suhu udara saat siang hari di musim kemarau lebih panas, tapi berbeda dengan saat malam dan pagi hari, nih, teman-teman.
Suhu udara di malam dan pagi hari saat musim kemarau justru akan terasa dingin, sangat berbeda saat siang hari.
Mengapa suhu udara di malam dan pagi hari ketika musim kemarau justru terasa dingin, ya?
Jumlah Air di Tanah yang Menipis
Saat musim kemarau, suhu udara pada malam dan pagi hari justru terasa sangat dingin, teman-teman.
Ternyata hal ini dipengaruhi oleh jumlah air dalam tanah yang berkurang saat musim kemarau.
Musim kemarau membuat permukaan Bumi lebih kering dan kandungan air dalam tanah menipis sehingga jumlah uap air di udara sangat sedikit.
Keringnya permukaan Bumi ini disebabkan karena berkurangnya intensitas hujan dan jumlah awan.
Nah, kurangnya jumlah uap air di permukaan Bumi terlihat dari kelembapan udara yang rendah sehingga udara terasa sangat kering.
Air Sebagai Penghantar Panas yang Baik
Air ternyata merupakan penghantar panas yang cukup baik, lo. Air juga mudah menyimpan energi panas dari cahaya matahari.
Di musim hujan dan permukaan Bumi mengandung banyak air, maka panas dari cahaya matahari akan tersimpan di air tadi.
Sedangkan saat musim kemarau, energi panas dari matahari tidak bisa disimpan dengan baik oleh air karena jumlahnya yang sedikit di permukaan Bumi.
Suhu di Malam dan Pagi Hari saat Musim Kemarau Lebih Dingin karena Uap Air yang Berkurang
Saat bangun di pagi hari ketika musim kemarau, teman-teman akan merasakan udara lebih dingin dibandingkan hari biasanya.
Penyebabnya adalah karena tidak adanya penghalang panas matahari, yaitu awan yang terbuang dan hilang ke angkasa.
Inilah sebabnya pada siang hari udara akan terasa lebih panas dari musim hujan karena panas matahari akan langsung menuju angkasa dan menyebar tanpa diserap oleh awan.
Sedangkan pada malam dan pagi hari, panas dari sinar matahari yang disimpan oleh permukaan Bumi akan dikembalikan ke atmosfer tanpa adanya pantulan dari awan.
Nah, panas permukaan Bumi akan terbuang secara cepat dan hilang ke angkasa lalu menyebar dan tidak ada yang menyimpannya, yaitu awan.
Hal inilah yang kemudian membuat suhu udara permukaan lebih dingin dari biasanya karena panas permukaan Bumi lebih cepat menghilang dari musim lainnya.
Yuk, lihat video ini juga!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR