Ternyata, Burhan masih dalam perjalanan. Dia terbang sambil bernyanyi riang gembira. Namun naas nasib si Burhan. Karena keasyikan bernyanyi, dia terbang ke arah yang salah.
Tanpa sadar, dia terbang ke dalam kepulan asap yang pekat. Asap itu membuat kedua matanya perih dan berair, dia tidak dapat melihat apa-apa. Burhan sangat ketakutan. Dia pun berteriak minta tolong.
“Tolong, tolong!”
Suara teriakan Burhan ternyata terdengar oleh sahabatnya.
“Sepertinya aku mengenali suara itu,” ujar Wanara.
“Iya, itu Burhan,” jawab Hayati.
“Sepertinya Burhan sedang dalam kesulitan. Ayo, kita bantu dia!” seru Rumbun.
Rumbun, Hayati dan Wanara berlari ke dalam hutan sambil berteriak, “Burhaaaannnnn!!!
Saat berlari mencari Burhan, mereka menyaksikan api membakar berbagai macam pohon dan tumbuhan.
Dari kejauhan, tampak pula segerombolan hewan yang berlari ketakutan menyelamatkan diri dari kebakaran hutan. Sangat menakutkan.
Dengan rasa cemas Rumbun, Hayati dan Wanara terus berlari menerobos hutan mencari sahabatmereka, Burhan.
Semakin ke dalam, asap semakin tebal. Hampir saja mereka putus asa, tapi tak berapa lama, terdengar suara batuk dan tangisan Burhan.
“Mataku perih, napasku sesak dan aku tidak bisa terbang, huk..huk…huk” tangis Burhan.
Mereka pun berlari ke arah suara tersebut.
“Burhan, kamu baik-baik saja?” tanya Rumbun.
“Kami cemas sekali!” sambut Wanara.
Baca Juga: Dongeng Anak: Rumah Istimewa Bubu #MendongenguntukCerdas
Bobo Funfair Digelar di Semarang, Bisa Ketemu Bobo Sekaligus Wisata Kuliner Nusantara
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR