Zat kapsaisin ini kemudian terikat dengan sel saraf polymodal nociceptor.
Sel saraf ini aktif saat menerima panas yang berlebihan.
Kapsaisin yang mengikat sel saraf inilah yang menjadi penyebab kita merasakan sensasi kepedasan.
Sensasi pedas di mulut terasa seperti terbakar karena otak mengira ada "kebakaran" di bagian tubuh.
Saat sel saraf yang menerima panas ini aktif, tubuh kita mengira ada sumber panas yang berbahaya.
Makanya tubuh kita bereaksi seperti mengeluarkan keringat dan jantung berdetak lebih cepat.
Bagaimana Susu Bisa Meredakan Sensasi Pedas di Mulut?
Struktur kimia kapsiasin memiliki ekor hidrokarbon.
Ekor hidrokarbon ini bisa dilarutkan dengan senyawa yang berminyak atau licin. Namun, ekor hidrokarbon tidak bisa dilarutkan dengan air.
Ini sama seperti ketika kita berusaha menghilangkan noda minyak di piring. Untuk bisa menghilangkannya, kita memerlkan bantuan sabun yang licin.
Nah, susu dari mamalia seperti susu sapi mengandung protein kasein, teman-teman.
Baca Juga: Penting untuk Pertumbuhan, Lebih Baik Anak-Anak Minum Susu Sapi atau Susu Nabati?
Source | : | The Conversation,Psychology Today |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR