Bobo.id - Coba perhatikan warna rambutmu, warna rambut anggota keluarga, maupun warna rambut teman-teman.
Warna rambut masyarakat Indonesia dominan berwarna hitam, begitu juga orang-orang Asia lainnya.
Namun hal ini berbeda dengan penduduk Eropa, Amerika, maupun Australia.
Orang-orang Eropa, Amerika, dan Australia punya warna rambut yang lebih beragam, seperti cokelat, pirang, atau merah.
Baca Juga: Ini Asal Kata Asia dan Negara yang Termasuk Benua Asia, Salah Satunya Arab Saudi!
Selain warnanya, rambut juga punya berbagai bentuk, yaitu keriting, lurus dan ikal.
Tahukah kamu? Rambut ternyata punya berbagai keunikan lain juga, nih, teman-teman.
Bahkan hanya melalui rambut, peneliti bisa mengungkap sejarah, lo.
Apa Fungsi Rambut di Kepala Manusia?
Manusia memiliki rambut di kepala, begitu juga dengan hewan yang merupakan kerabat dekat manusia, yaitu simpanse.
Meskipun sama-sama memiliki rambut, tapi jenis rambut manusia dan simpanse berbeda, nih, teman-teman.
Para ahli kemudian melakukan penelitian mengenai pertumbuhan rambut pada manusia dibandingkan dengan simpanse yang memiliki rambut di seluruh tubuhnya.
Hasilnya menunjukkan kalau dengan hilangnya rambut di seluruh tubuh, kecuali kepala membuat manusia lebih banyak berkeringat.
Hal ini bisa menjadi cara pendinginan tubuh yang membantu pembesaran organ tubuh paling sensitif pada tubuh manusia, yaitu otak.
Penelitian lain mengatakan bahwa rambut yang tersisa di kepala manusia membantunya mengatur suhu tubuh saat manusia mulai berjalan dengan dua kaki dan melakukan perjalanan jauh.
Sehingga rambut bisa dianggap sebagai topi bawaan yang melindungi kepala dan organ dalam dari suhu panas, lo.
Rambut Tertua Berusia Ratusan Ribu Tahun
Penemuan rambut tertua yang ada dalam fosil bisa menjadi sumber informasi tentang kesehatan dan perilaku nenek moyang manusia, lo.
Pada 2009 lalu, peneliti bernama Lucinda Backwell dan timnya menemukan rambut manusia tertua dalam sejarah, nih, teman-teman.
Rambut manusia ini ditemukan dalam fosil kotoran hyena atau coprolite lebih dari 200.000 tahun yang lalu.
Lima tahun kemudian, peneliti kembali melakukan pemeriksaan 48 rambut yang ditemukan pada kotoran hyena lainnya dan menemukan rambut beberapa jenis mamalia lainnya.
Baca Juga: Sering Bermimpi? Ternyata Ada Penjelasan Ilmiah tentang Mengapa Kita Bermimpi, Pernah Tahu?
Hal ini menunjukkan kalau hyena mengambil makanan dari berbagai sumber yang berbeda, tidak hanya hewan, tapi juga manusia.
Peneliti mengatakan, penemuan rambut manusia ini sangat penting, lo, karena bisa mengindentifikasi spesies hominin yang tepat.
Selain itu, DNA dari rambut juga bisa menceritakan lebih banyak bagaimana hubungan antara spesies yang berbeda satu sama lain.
Rambut Bisa Membatu Mengungkap Sejarah
Meskipun ilmuwan hanya bisa menemukan atau menganalisis DNA dari sampel rambut, hal ini tetap berguna untuk menjelaskan atau mengungkapkan sejarah, lo.
Saat orang-orang terpapar berbagai zat di lingkungannya, rambut akan mempertahankan tanda-tanda kimiawi dari zat-zat itu.
Contohnya adalah ketika arkeolog mengumpulkan sampel rambut dari 40 mumi di Peru, Chili, dan Mesi.
Penelitian dilakukan untuk menganalisis tingkat merkuri dari kegiatan sebelum masa industri di seluruh dunia.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan kalau tingkat merkuri di masa sebelum era industri lebih rendah dibandingkan saat masa industri, lo.
Selain itu, penduduk Chili memiliki konsentrasi merkuri yang lebih tinggi dari makanan yang mereka konsumsi, yaitu makanan laut.
Baca Juga: Baju Menjadi Kusut Setelah Dicuci dan Perlu Disetrika, Ketahui Penjelasannya di Baliknya, yuk!
Sedangkan orang Mesir memiliki tingkat merkuri yang lebih rendah dari hewan darat yang dimakan.
Meskipun tipis dan kadang kurang diperhatikan, ternyata sehelai rambut saja bisa menyimpan banyak informasi penting, nih, teman-teman.
Yuk, lihat video ini juga!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | Mental Floss |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR