Bobo.id - Indonesia terdiri dari berbagai suku, sehingga kebudayaannya juga beragam, teman-teman.
Mulai dari lagu daerah, tarian, rumah adat, sampai baju daerah yang dipakai sehari-hari maupun pakaian pengantin adat suatu daerah.
Sama seperti pakaian adat milik Suku Tidung yang ada di Nunukan, Kalimantan Utara.
Suku Tidung memiliki berbagai pakaian adat yang digunakan pada berbagai kesempatan berbeda.
Salah satunya adalah pakaian adat Sina Beranti, yang digunakan oleh pengantin dari Suku Tidung.
Pakaian adat Sina Beranti ini punya berbagai filosofi dan makna, lo. Apa saja makna dari pakaian adat dan perlengkapan Sina Beranti, pakaian adat untuk pengantin Suku Tidung, ya?
Baca Juga: Musik Campursari, Musik Nasional Kebanggaan Indonesia yang Juga Terkenal di Belanda!
Suku Tidung Memiliki Berbagai Pakaian Adat
Suku Tidung yang ada di Kalimantan Utara memiliki berbagai pakaian adat yang dikenakan pada kesempatan yang berbeda-beda.
Untuk pakaian adat sehari-hari Suku Tidung, bernama Pelimbangan dan Kurung Bantut.
Sedangkan untuk upacara adat dan penyambutan tamu, ada pakaian adat lainnya yang juga digunakan.
Selampoy adalah pakaian adat yang dipakai saat acara ritual serta upacara adat yang dilangsungkan oleh Suku Tidung.
Baca Juga: Ada 34 Provinsi di Indonesia, Ini Dia Berbagai Kebudaya Khas di Setiap Provinsi
Ada juga Talulandom, yaitu pakaian resmi yang digunakan untuk penyambutan tamu kehormatan atau saat ada acara penting lain.
Untuk pakaian adat yang dikenakan pengantin, ada Sina Beranti yang digunakan pengantin laki-laki, sedangkan pengantin perempuan mengenakan pakaian adat bernama Antakusuma.
Sina Beranti, Pakaian Pengantin Adat Suku Tidung
Sina Beranti yang merupakan pakaian pengantin adat Suku Tidung dan dikenakan oleh pengantin laki-laki hanya dipakai saat prosesi pernikahan antarsuku saja.
Nah, pada Sina Beranti yang dikenakan oleh pengantin laki-laki dan Antakusuma yang dikenakan oleh pengantin perempuan ini memiliki berbagai ornamen.
Ornamen ini punya makna dan filosofi masing-masing, lo.
Contohnya adalah mahkota yang dikenakan di kepala, bernama Tanduk Galung, yang artinya kucing jantan tiga warna.
Dalam kepercayaan Suku Tidung, kucing jantang dengan bulu tiga warna dipercaya akan tumbuh tanduk di kepalanya pada suatu waktu.
Kepercayaan ini ternyata muncul di tahun 1919, dari kucing milik guru Panyed, yaitu kepala kampung pertama di Nunukan.
Saat itu, kucing milik guru Panyed memiliki ciri tadi yang tidak diketahui dari maka munculnya tanduk itu.
Baca Juga: Bukan Hanya Honai, Ada Juga Rumah Adat Papua Lainnya! Ketahui 3 Rumah Adat di Papua
Nah, penggunaan mahkota pada pengantin memiliki makna berfungsi untuk menangkal bencana, mendatangkan rejeki, kesejahteraan, kedamaian, hingga disenangi orang lain.
Ornamen lain yang ada pada pakaian Sina Beranti dan Antakusuma adalah gelang tangan yang disebut Sulou, yang berarti pendingin.
Makna dari gelang ini adalah agar pengantin yang nantinya menjadi pemimpin harus bertangan dingin dan tidak menyalahgunakan kekuasaan yang dimilikinya.
Pada gelang Sulou ini juga terdapat ukiran Wapak, yang artinya doa-doa, agar berbagai keputusan yang diambil mendapat restu dari Tuhan.
Di lengan pengantin Suku Tidung juga ada gelang yang disebut Kalid sebagai ornamen lain dari Sina Beranti dan Antakusuma.
Kalid adalah simbol pertahanan dan benteng yang kuat untuk keamanan, juga perlindungan dari berbagai gangguan.
Wah, ternyata pakaian adat pengantin Suku Tidung yang bernama Sina Beranti dan Antakusuma ini punya berbagai makna penting dalam kehidupan, ya.
Apakah kamu sudah pernah melihat pengantin Suku Tidung memakai Sina Beranti dan Antakusuma?
Baca Juga: Uniknya Panil Kalpataru yang Jadi Panil Khas Candi Prambanan, Pernah Perhatikan?
Sumber Foto: Facebook/mb.hepiniawan via TribunNews
Yuk, lihat video ini juga!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Kenapa Air Sering Tumpah saat Kita Memindahkannya dari Gelas? Ini Penjelasannya
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR