Sejak saat itu, Sergei selalu datang ke pohon itu setiap hari. Sebelum ia bekerja, ia meletakkan seikat bunga di sana. Kadang, ia bercerita tentang pekerjaannya hari itu atau keadaan keluarganya. Pak Tjung kadang bercerita tentang keinginannya untuk menyekolahkan anak anaknya. Pak Tjung kadang menangis sedih karena selalu kekurangan.
Tak heran, nenek roh pohon itu menjadi sayang padanya. Nenek roh pohon ingin memberi hadiah karena kebaikan hati Pak Sergei.
Suatu sore, Pak Tjung datang ke pohon itu untuk meletakkan hadiahnya yang sederhana. Di tempat ia meletakkan seikat bunga di hari sebelumnya, ia melihat ada sarang burung. Di dalamnya ada tiga butir telur. Bukan telur biasa. Pak Tjung terkejut karena itu adalah telur emas.
Pak Tjung sangat senang. Ia berlutut dan berterimakasih pada peri pohon itu. Pak Tjung ingin segera menjual telur-telur itu.
Ia sudah membayangkan menjadi orang kaya. Ia ingin membayar hutang-hutangnya. Ia juga ingin memperbaiki rumahnya, dan menyekolahkan anak-anaknya. Pak Tjung membayangkan kehidupannya akan berubah.
Segera Pak Tjung mengumpulkan telur emas itu dan dengan senang hati ia berjalan kembali ke rumah. Sayangnya, nasib buruk mengikutinya! Tiba-tiba, seekor elang menukik dari pohon dan menyambar salah satu telur dari tangannya. Dengan telur di paruhnya, elang itu terbang dan menghilang.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR