Suatu hari, ketika I Gede Pasekan genap berusia 20 tahun, Raja Sri Bagening memberikan perintah padanya untuk pergi ke Desa Panji. Alasannya karena Desa Panji adalah tempat kelahiran ibundanya.
Raja Sri Bagening membawakan dua buah pusaka pada anaknya, yaitu keris Ki Baru Semang dan tombak Ki Tunjung Tutur.
I Gede Pasekan pun berangkat sendirian ke Desa Panji. Ia berjalan berhari-hari, sampai suatu hari ia beristirahat di bawah pohon.
Ternyata, saat ia tidur, sesosok raksasa sudah mengawasinya dan membawanya. I Gede Pasekan pun bangun dalam keadaan terkejut karena ia berada di pundak raksasa.
Namun, I Gede Pasekan tidak takut dan bertanya siapa raksasa itu. Namun, raksasa itu diam dan terus berjalan.
Rupanya, I Gede Pasekan dibawa raksasa ke puncak bukit. Di sana, terlihat gunung di sebelah selatan dan laut di sebelah utara.
Sang raksasa mengatakan pada I Gede Pasekan bahwa wilayah dari utara hingga selatan itu kelak akan menjadi wilayah kekuasaan I Gede Pasekan.
Setelah menurunkan I Gede Pasekan, raksasa itu pergi dan menghilang.
Kemudian, I Gede Pasekan melanjutkan perjalanannya ke Desa Panji.
Saat sampai, I Gede Pasekan berjalan-jalan ke pantai dan melihat sebuah kapal yang kandas di antara batu karang.
Baca Juga: Tari Lenggang Nyai Diambil dari Cerita Rakyat Nyai Dasimah, Ini Sinopsisnya
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR