Rakyat Negeri Batok yang tinggal sedikit akhirnya tidak tahan menghadapai raja mereka yang ngawur. Mereka memilih raja baru, yang peduli akan nasib mereka. Negeri Komprang pun rela mengirimkan air kembali untuk membantu rakyat Negeri Batok.
Akhirnya, musim penghujan tiba juga! Bendungan, danau, dan sungai di kedua negeri penuh air lagi. Ternyata, rakyat Negeri Komprang tetap berhemat air. “Kalau 10 gayung cukup untuk mandi, kenapa kita mesti memakai 20 gayung?” kata mereka.
Tapi, buat apa air yang berlebih? O-oh, rupanya mereka pakai untuk meluaskan pertanian dan peternakan ikan. Wah, Negeri Komprang bertambah makmur saja.
Rakyat Negeri Batok pun meniru dan menjadi makmur pula. Pakaian mereka tidak compang-camping lagi. Raja baru mereka berpakaian sederhana saja, tidak bersulam benang emas. Ia sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, seperti Raja Negeri Komprang. Yang masih sama cuma rambut mereka yang model batok itu dan lalat, eh…kismis palsu di ujung hidung.
Cerita oleh: Helen Ishwara. Ilustrasi: Dok. Majalah Bobo
#MendongenguntukCerdas
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR