Bobo.id - Saat musim kemarau, beberapa sungai akan mengalami kekeringan dan akan kembali terisi saat musim hujan.
Namun sungai yang mengering saat musim kemarau ini tidak terjadi pada sungai terpanjang kedua di dunia, lo.
Ya, Sungai Nil yang mengalir melewati sembilan negara dan memiliki panjang 6.650 kilometer ini ternyata tetap mengalir dan tidak pernah mengering selama lebih dari 30 juta tahun.
Selama lebih dari 30 tahun, Sungai Nil tetap mengalir dan menyediakan air untuk penduduk di negara yang dilewatinya.
Bukan hanya tetap mengalir, Sungai Nil bahkan letaknya tidak bergeser atau berubah. Padahal sungai lain dengan usia dan ukuran seperti Sungai Nil akan mengalami kekeringan, perubahan letak, atau perubahan ukuran.
Nah, dari penelitian yang dilakukan, diketahui penyebab Sungai Nil tetap sama seperti 30 juta tahun lalu.
Baca Juga: Zamrud Khatulistiwa Sampai Negeri Naga Biru, Ini Julukan Negara-Negara di Asia Tenggara
Ada Mantel Mirip Sabuk di Bawah Sungai Nil
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa di bawah Sungai Nil ada mantel seperti sabuk yang terus berputar.
Mantel ini disebut juga sebagai mantel konveksi, yaitu gerakan merayap yang sangat lambat dari lapisan padat di Bumi.
Gerakan yang lambat ini disebabkan oleh arus konveksi atau perpindahan panas yang membawa panas dari inti Bumi menuju permukaan Bumi.
Nah, karena adanya mantel seperti sabuk inilah, Sungai Nil tetap terjaga pada tempatnya dan tidak berpindah lokasi.
Baca Juga: Langkah-Langkah Membuat Kincir Angin, Soal Belajar dari Rumah TVRI 23 September untuk SMP
Akibatnya, air yang ada di Sungai Nil juga selalu mengaliri wilayah yang sama selama puluhan juta tahun.
Jika tidak ada mantel ini, peneliti memperkirkan Sungai Nil akan bergeser ke arah yang lain dan memberikan dampak besar bagi peradaban atau perkembangan Mesir Kuno.
Bagaimana Proses Sungai Nil Pertama Terbentuk?
Dalam sejarah, Sungai Nil merupakan sungai yang penting bagi banyak peradaban, terutama Mesir Kuno, wilayah yang dilalui oleh Sungai Nil.
Dengan adanya air dari Sungai Nil, proses irigasi sawah dan kebutuhan penduduknya bisa terpenuhi.
Selain pertanyaan tentang bagaimana air di sungai ini terus mengalir, peneliti juga meneliti tentang proses terbentuknya Sungai Nil, nih.
Diperkirakan, Sungai Nil terbentuk karena adanya pergeseran cekungan pengairan yang disebabkan oleh keretakan di Afrika Timur.
Pergeseran mantel Bumi juga berpengaruh pada dataran tinggi Etiopia yang muncul di sepanjang Sungai Nil.
Sungai Nil diketahui mengalami kenaikan setinggi 1,5 kilometer ketika mencapai wilayah Mediterania.
Baca Juga: Punya Setumpuk Buku di Rumah yang Belum Sempat Dibaca? Ternyata Ada Istilah untuk Kebiasaan Ini
Nah, hal ini membuat sungai tetap berada di jalur yang sama untuk waktu yang lama.
Tanpa adanya perubahan tinggi ini, maka Sungai Nil diperkirakan sudah bergeser ke arah barat.
Dari penelitian ini, terbukti bahwa pergerakan mantel di bawah permukaan Bumi bisa memengaruhi apapun yang terjadi di tanah.
Tonton video ini juga, yuk!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dunia satwa, dan komik yang kocak, langsung saja berlangganan majalah Bobo, Mombi SD, NG Kids dan Album Donal Bebek. Caranya melalui: www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR