Bobo.id - Teman-teman sudah tahu manfaat mendongeng, kan? Mendongeng bisa membuat kita menjadi cerdas.
Nah, hari ini ada dongeng anak yang berjudul Kelomang Mencari Cangkang.
Jangan lupa untuk membaca dongeng atau minta orang tuamu untuk mendongeng untukmu, ya!
-----------------------------
Baca Juga: Dongeng Anak: Putri Berambut Kaca #MendongenguntukCerdas
Kelo kelomang tidak suka bergaul. Banyak teman itu akan merepotkan, pikirnya. Ada yang licik, ada yang mau enaknya saja, ada yang sok, dan sebagainya. Kelo hanya punya satu teman, yaitu Imang Kelomang. Setiap hari Kelo bermain dengan Imang.
Suatu hari, Kelo Kelomang mengeluh, “Aduh, cangkangku sudah sempit. Aku harus mencari cangkang baru. Aduh, sekarang ini tidak mudah mencari cangkang!”
Kelomang memang tidak memiliki cangkang sendiri, berbeda dengan siput yang mempunyai cangkang. Kalau tubuh siput bertambah besar, maka cangkangnya pun ikut membesar. Kelomang selalu harus memakai cangkang hewan lain. Kalau tubuhnya membesar, ia terpaksa sibuk mencari cangkang lain yang lebih besar.
“Aah, kamu ini, belum berusaha sudah mengeluh. Kalau bekerja keras, kamu pasti bisa dapat cangkang baru yang cocok!” nasihat Imang Kelomang.
Maka Kelo Kelomang pun berangkat mencari cangkang baru. Dicobanya sebuah cangkang siput warna putih yang ditemuinya di jalan.
Baca Juga: Contoh Variasi Gerak Lokomotor dalam Olahraga, dari Sepak Bola sampai Voli
Sayang, cangkang itu terlalu sempit. Bisa-bisa, ia harus berjalan mirng seperti kepiting. Kemudian, ia mencoba lagi rumah siput lain berwarna abu-abu kehitaman. Namun, ternyata terlalu besar.
Setelah berjalan ke sana sini, akhirnya ia mendapat sebuah cangkang berwarna cokelat bergaris-garis putih. Sebetulnya Kelo kurang suka, tetapi ternyata cangkang itu pas di tubuhnya. Ia merasa nyaman.
“Sudahlah, aku pakai dulu ini. Nanti kalo ada yang lebih bagus, aku ganti!” pikir Kelo Kelomang.
Karena sudah lelah mencari cangkang, Kelo tertidur di bawah rumpun bunga kana. Entah berapa lama ia terlelap. Tiba-tiba, Kelo terbangun karena cengkangnya bergoyang-goyang.
“Waaah, gempa bumi! Bahaya!” seru Kelo Kelomang sambil bersiaga dengan capitnya.
Getaran berhenti. Kelo mengintip. Di sekitarnya, tampak banyak hewan lain yang bercangkang mirip dengan cangkang barunya. Tubuh hewan-hewan itu tampak lunak. Mereka memandangi Kelo dengan marah. Ternyata, hewan-hewan itu yang menggoyang-goyangkan cangkang Kelo. Mereka adalah sekelompok bekicot.
“Naaah, ini pencurinya sudah bangun!” teriak seekor bekicot. “Berani sekali kamu mencuri cangkang saudara kami!”
“Tapi.. tapi.. cangkang ini sudah kosong. Tidak ada penghuninya!” kata Kelo Kelomang gugup.
Baca Juga: Pengertian dan Dampak Globalisasi, Ada Dampak Positif dan Dampak Negatif
“Saudara kami memang sudah mati. Tetapi kamu tidak boleh mengambil cangkangnya. Itu untuk kenang-kenangan kami!” kata bekicot lainnya. “Ayo, cepat keluar dan tinggalkan cangkang itu!”
“Maaf, maaf!” kata Kelo, lalu buru-buru keluar dari cangkang itu.
Kelo sangat sedih. Ia merasa sengsara tanpa cangkang. Kelo terus berjalan dan tiba di sebuah pohon besar.
“Oh, malangnya nasibku. Imang, katamu, kalau aku bekerja keras, aku akan mendapat cangkang baru. Aku sudah bekerja keras, tetapi sia-sia. Malah aku kehilangan cangkang lamaku!” keluh Kelo sambil menangis terisak.
“Kerja keras saja tidak cukup!” tiba-tiba terdengar suara yang tegas.
Kelo memandang sekitarnya. Oooh, ada seekor kelomang bercangkang oranye yang mendekatinya. Cangkangnya sangat indah dan bersih. Belum pernah Kelo melihat cangkang sebersih dan seindah itu.
“Aku Pin-Tar Kelomang. Siapa Imang Kelomang itu?” Tanya Pin-Tar.
“Ia satu-satunya temanku!” jawab Kelo Kelomang.
“Hem, sudah kuduga. Itulah susahnya kalau hanya punya satu teman. Temanku sangat banyak. Kami saling berbagai daun dan buah-buahan lezat. Kalau ada yang perlu cangkang baru, kami saling bantu mencarikan!” kata Pin-Tar. “Memang, sih, kadang ada teman yang menjengkelkan. Tetapi, kalau kita tetapbaik dan tulus, mereka juga akan baik pada kita!”
Baca Juga: Contoh Peribahasa tentang Kejujuran, Gunakan sebagai Pengingat Setiap Hari
“Kamu memang pantas bernama Pin-Tar,” puji Kelo kagum. “Nasihatmu sangat bagus! Aku kini mengerti, kurang baik kalau hanya punya satu teman.”
“Bagus. Sekarang, cobalah cangkangku ini. Siapa tahu cocok!” kata Pin-Tar sambil keluar dari cangkangnya yang indah.
“Hah? Aku boleh mencoba cangkang yang indah ini?” Tanya Kelo terkejut.
“Ya, cobalah!” kata Pin-Tar tegas. Kelo mencobanya, dan ternyata pas.
“wah, cangkangnya ini nyaman sekali. Indah dan bersih lagi!” kata Kelo gembira.
“Ambillah untukmu!” kata Pin-Tar.
“Terima kasih! Tapi, kamu sediri bagaimana?” Tanya Kelo.
“Jangan khawatirkan aku. Cangkang itu mulai terasa sempit. Aku akan segera mendapatkan yang baru. Banyak teman yang akan menolongku!” kata Pin-Tar yakin.
Kelo sekali lagi mengucapkan terima kasih pada Pin-Tar. Ia lalu pergi mengunjungi imang, temannya. Kelo bertekad akan menambah jumlah temannya.
Bukankah kalau hatinya baik dan tulus, ia bisa menghadapi berbagai macam teman?
Cerita dan Ilustrasi oleh: Dok. Majalah Bobo
#MendongenguntukCerdas
Baca Juga: Tips Mudah Menghemat Listrik Selama di Rumah, Ini 4 Hal yang Harus Dilakukan
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR