Bobo.id - Bahasa Indonesia mempunyai banyak sekali peribahasa, teman-teman.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, perumpamaan).
KBBI juga mengartikan peribahasa sebagai ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.
Ada banyak tema peribahasa, salah satunya adalah peribahasa tentang pendidikan.
Apa saja nih, contoh peribahasa tentang pendidikan yang teman-teman ketahui?
Selain peribahasa dalam bahasa Indonesia, ada juga contoh peribahasa tentang pendidikan dalam bahasa daerah, lo.
Cari tahu beberapa contoh peribahasa tentang pendidikan, yuk!
1. Berburu ke padang datar, mendapat rusa belang kaki. Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi.
Arti peribahasa ini adalah belajarlah dengan sungguh-sungguh dan putus asa agar hasilnya berguna di kemudian hari.
2. Sehari selembar benang, setahun selembar kain.
Arti peribahasa ini adalah pekerjaan yang kita kerjakan dengan sabar dan telaten akan membuahkan hasil yang baik.
3. Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau.
Arti dari peribahasa ini adalah suatu usaha hendaknya dikerjakan sampai selesai.
Baca Juga: Contoh Peribahasa tentang Kejujuran, Gunakan sebagai Pengingat Setiap Hari
4. Lubuk akal tepian ilmu.
Arti dari peribahasa ini adalah seseorang yang dikenal memiliki banyak ilmu pengetahuan.
5. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.
Arti peribahasa ini adalah jika ingin mendapatkan keberhasilan, harus berani bersusah payah dulu.
6. Malu bertanya sesat di jalan.
Arti peribahasa ini adalah jika tidak memahami sesuatu, jangan takut dan malu untuk bertanya. Kalau tidak maka akan kebingungan sendiri.
7. Esa hilang, dua terbilang.
Arti peribahasa ini adalah kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh agar cita-cita bisa tercapai.
8. Bak padi, kian berisi kian merunduk.
Arti peribahasa ini adalah semakin seseorang memiliki ilmu yang tinggi, maka semakin rendah hati sikapnya atau tidak sombong.
9. Alam takambang jadi guru (alam terkembang dijadikan guru).
Peribahasa ini berasal dari daerah Sumatera Barat.
Arti peribahasa ini adalah alam memberikan banyak pelajaran, semua ciptaan Tuhan bisa menjadi guru untuk kita. Kita juga harus menghargai alam karena sudah memberi kita pengetahuan.
Baca Juga: Contoh Peribahasa Indonesia yang Menggambarkan Kehidupan Sehari-hari
10. Kuallea-ngi talla-nga na toalia (kupilih karam daripada surut ke pantai).
Peribahasa ini berasal dari daerah Sulawesi Selatan.
Arti peribahasa ini adalah sikap teguh, pantang menyerah dan penuh komitmen dalam jalan mencapai cita-cita.
11. Akal diakali, pikir dipikirakan (akal dimanfaatkan, pikiran digunakan).
Peribahasa ini berasal dari daerah Kalimantan Timur.
Arti dari peribahasa ini adalah akal dan pikiran harus dimanfaatkan untuk kebaikan, untuk memecahkan masalah. Jangan gunakan akal dan pikiran untuk mencelakakan orang lain.
12. Puntul-puntulan besi, yen sangih dadi mangan (setumpul-tumpulnya besi, apabila diasah akan jadi tajam).
Peribahasa ini berasal dari daerah Bali.
Arti dari peribahasa ini adalah sebodoh-bodohnya seseorang, jika rajin belajar maka akan pandai juga. Suatu saat orang yang rajin belajar akan mendapatkan hasil yang baik.
13. Baku beking pande (saling membuat pandai).
Peribahasa ini berasal dari daerah Sulawesi Utara.
Arti dari peribahasa ini adalah jika pintar, kita harus membagikan ilmu pada orang lain agar orang lain juga menjadi pintar.
Baca Juga: Peribahasa yang Sering Digunakan Sehari-hari Beserta Artinya, Kamu Pernah Gunakan Salah Satunya?
Yuk, lihat video ini juga!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id/
Penglihatan Mulai Buram? Ini 3 Hal yang Bisa Jadi Penyebab Mata Minus pada Anak-Anak
Source | : | Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR