Bobo.id - Peribahasa apa saja yang teman-teman ketahui?
Ada banyak peribahasa yang bisa kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, teman-teman.
Kali ini, cari tahu contoh peribahasa tentang hormat-menghormati dan maknanya, yuk!
Bobo punya beberapa contoh peribahasa tentang hormat-menghormati, nih.
Ada peribahasa yang berbahasa Indonesia dan ada juga peribahasa dari berbagai daerah.
Contoh Peribahasa tentang Hormat-Menghormati Beserta Maknanya
1. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung
Makna dari peribahasa ini adalah kita harus menghormati atau mematauhi adat istiadat yang berlaku di tempat kita tinggal atau berada.
2. Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya
Makna dari peribahasa ini adalah satu aturan di daerah bisa berbeda dengan aturan di daerah lain, karenanya kita harus menghormati perbedaan itu.
Baca Juga: Contoh Peribahasa tentang Alam Sekitar, Cari Tahu Masing-Masing Maknanya, yuk!
3. Muku ca puu neka woleng curup, teu ca ambo neka woleng jangkong (pohon pisang satu tandan tidak boleh ribut, tebu satu rimbun tidak boleh bertengkar)
Peribahasa ini asalnya dari daerah Nusa Tenggara Timur
Maknanya, sesama saudara kita tidak boleh bermusuhan, harus bersatu dan akur. Jika bermusuhan, kita akan hancur bersama-sama.
4. Eda nagih ngungkulin timpal dogen, apang bisa masih ngalap kasor (jangan mau menang atas kawan saja, harus tahu mengalah juga)
Peribahasa ini berasal dari daerah Bali.
Maknanya, dalam berteman kita harus saling menghargai dan saling memberi. jangan mau menang sendiri.
5. Don sente don pelendo celebingkah di batan biu, ada kene ada keto gumi linggah ajak liu (di Bumi itu terdiri dari banyak orang yang memiliki karakter berbeda-beda, tidak bisa disamakan satu sama lain)
Peribahasa ini juga berasal dari Bali.
Makna peribahasa ini yaitu meskipun kita berbeda-beda, kita harus saling menghormati dan menghargai satu sama lain
Baca Juga: Contoh Peribahasa tentang Pendidikan Beserta Artinya, Terapkan dalam Kehidupan Sehari-hari, yuk!
6. Tubu unte dohot durina, tubu jolma dohot ugarina (tumbuh jeruk dengan durinya, lahir manusia dengan suratannya)
Peribahasa ini berasal dari Sumatera Utara.
Makna dari peribahasa ini, setiap manusia mempunyai takdirnya masing-masing, setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Karenanya kita harus saling menghormati dan menghargai.
Baca Juga: Contoh Peribahasa tentang Kejujuran, Gunakan sebagai Pengingat Setiap Hari
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id/
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR