Bobo.id – Kicauan burung pada pagi hari terdengar seperti nyanyian. Apakah kicauan burung ada maksudnya?
Baca Juga: Ada Burung yang Tidak Bisa Terbang Meski Punya Sayap, Apa yang Membuatnya Tidak Bisa Terbang, ya?
Cara Komunikasi
Bunyi kicau burung berbeda, tergantung jenisnya.
Ada burung-burung yang berkicau bersahutan. Ada pula yang terdengar seperti orang berteriak.
Menurut penelitian dalam ilmu burung atau ornitologi, kicauan burung adalah salah satu cara berkomunikasi.
Burung-burung juga berkomunikasi dengan gerakan.
Kicauan burung juga merupakan bentuk ekspresi. Misalnya, burung berkicau saat menemukan makanan yang berlimpah atau terkena air hujan.
Burung Dapat Belajar Berkomunikasi
Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi.
Dengan bahasa, kita dapat menyampaikan banyak pesan atau pengetahuan. Bahasa harus dipelajari terlebih dahulu.
Pada burung, cara berkomunikasi dengan kicauan ini sudah dikuasai tanpa harus dipelajari.
Namun, bukan berarti burung tidak dapat belajar sesuatu yang baru.
Beberapa jenis burung dapat mengikuti bunyi hewan lain.
Burung beo bahkan dapat mengikuti apa yang diucapkan oleh manusia.
Baca Juga: Sistem Perncernaan Hewan, Mulai dari Serangga Hingga Burung
Memelihara Burung Kicau
Burung-burung di Indonesia banyak yang kicauannya sangat merdu.
Memelihara burung kicau sudah menjadi tradisi di Nusantara sejak dahulu kala.
Burung cucak rawa, kenari, dan murai adalah beberapa jenis burung yang sering dipelihara karena kicauannya yang merdu.
Menikmati kicauan burung tidak harus memelihara burung.
Burung-burung liar pun berkicau merdu di pohon-pohon rindang yang ada di sekitar tempat tinggal kita.
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id/
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Contoh Bentuk Kesenian Tradisional di Indonesia, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Sylvana Toemon |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR