Bobo.id - Hampir setiap negara memiliki bunga nasional. Bunga yang dipilih biasanya merupakan bunga yang melambangkan negara itu. Inilah bunga nasional di berbagai negara.
Baca Juga: Fakta Unik Bunga, Mulai dari Bunga Terkecil sampai Bunga Terbesar
Bunga Nasional Tiongkok
Bunga nasional Tiongkok adalah bunga meihua.
Bunga ini berasal dari sekitar Sungai Yangtze, Tiongkok.
Bunga ini memiliki warna yang begitu indah. Biasanya percampuran antara warna merah, merah muda, dan putih.
Bunga ini biasanya mekar pada pertengahan musim dingin, yaitu dari pertengahan Januari hingga akhir Februari.
Bunga Nasional Afrika Selatan
Bunga nasional Afrika Selatan adalah bunga protea raja.
Bunga ini sangat kuat dan bisa hidup di lingkungan yang sangat kering saat musim panas dan sangat basah saat musim hujan. Bunga ini juga bisa kembali tumbuh setelah terbakar.
Itu karena batang bunga yang terletak di bawah tanah sangatlah tebal dan memiliki banyak tunas dalam kondisi tertidur.
Baca Juga: Flower Language, Sejarah Karangan Bunga yang Memiliki Arti Tersendiri
Baca Juga: Mengenal Bagian Tumbuhan dan Fungsinya: Akar, Batang, Daun, Bunga, Buah, dan Biji
Bunga Nasional Bangladesh
Bunga nasional Bangladesh adalah bunga teratai.
Bunga teratai dipilih karena banyak tumbuh di sungai yang mengaliri negara ini.
Bunga yang memiliki warna putih, ungu, dan merah muda ini juga memiliki banyak kegunaan. Tangkai, rimpang, dan daunnya bisa diolah sebagai makanan.
Beberapa bagian bunga juga bisa digunakan sebagai obat dan pakan ternak.
Baca Juga: Ini Dia Bunga Nasional Indonesia, Salah Satunya Melati Putih
Baca Juga: Contoh Tumbuhan yang Memiliki Ciri Khusus, Mulai dari Kaktus hingga Bunga Bangkai
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Jonathan Alfrendi |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR