Bobo.id - Dari berbagai budaya yang dimiliki oleh beragam suku di Indonesia, ada beragam adat istiadat yang terdapat di dalamnya, seperti upacara-upacara.
Misalnya upacara pernikahan, penyambutan tamu, atau upacara dalam rangka menyambut masa panen.
Selain beberapa jenis upacara itu, ada juga upacara yang dilakukan untuk keperluan pemakaman.
Seperti yang dilakukan oleh masyarakat di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Di Tana Toraja, ada upacara pemakanan yang bernama Rambu Solo.
Baca Juga: Mengenal Budaya Indonesia yang Mendunia, Angklung Hingga Tari Saman
Upacara Rambu Solo menjadi salah satu bagian dari tradisi di wilayah Tana Toraja.
Awalnya, Rambu Solo adalah upacara pemakaman yang dilakukan oleh para bangsawan saja. Namun saat ini Rambu Solo sudah dilakukan oleh masyarakat Tana Toraja secara luas.
Yuk, ketahui mengenai upacara pemakaman Rambu Solo di Tana Toraja!
Rambu Solo, Upacara Pemakaman yang Jadi Bagian Tradisi Tana Toraja
Dalam tradisi masyarakat Tana Toraja, upacara pemakaman bagi orang yang sudah meninggal menjadi salah satu upacara yang penting untuk dilakukan.
Rambu Solo merupakan upacara wajib yang dilakukan dalam proses pemakaman di Tana Toraja.
Tujuan dari Rambu Solo adalah untuk mengantarkan jenazah menuju tempat peristirahatannya dan untuk menggenapi kematian yang dialami seseorang.
Masyarakat Toraja percaya, bahwa seseorang yang tidak dimakamkan dengan upacara Rambu Solo setelah meninggal berarti orang itu hanya sakit dan belum meninggal.
Baca Juga: Asal-usul Pulau Nusa di Kalimantan Tengah, Materi Belajar dari Rumah SD Kelas 1-3
Jenazah Hanya Dianggap Sakit Sebelum Upacara Rambu Solo Dilakukan
Dalam melakukan upacara Rambu Solo, ada berbagai prosesi yang harus dilakukan untuk melengkapi upacara ini.
Selain itu, upacara Rambu Solo juga menjadi upacara pemakaman yang dikatakan mahal.
Inilah sebabnya, keluarga membutuhkan waktu berbulan-bulan sebelum akhirnya bisa menggelar upacara Rambu Solo untuk anggota keluarga yang meninggal.
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Lagu Kebangsaan Penting Bagi Banyak Negara, Termasuk Indonesia
Nah, selama mempersiapkan upacara Rambu Solo, anggota keluarga yang meninggal tetap diperlakukan seperti biasa dan dianggap hanya sedang sakit.
Jenazah akan ditidurkan di tempat tidur, diberi makan dan minum, dan diajak berbicara maupun berbicara oleh anggota keluarga yang lain.
Prosesi yang Dilakukan dalam Upacara Rambu Solo
Tempat di mana jenazah nantinya dimakamkan juga berbeda dengan pemakaman biasanya, nih, teman-teman.
Di Tana Toraja, jenazah tidak dimakamkan dalam makam dan ditimbun dengan tanah, melainkan jenazah diletakkan dalam peti, kemudian dimasukkan ke dalam gua atau rumah kecil pada sebuah tebing yang tinggi.
Nah, dalam upacara Rambu Solo ini ada berbagai prosesi lain yang dilakukan untuk melengkapi keseluruhan upacara, yaitu prosesi pemakaman yang disebut rante, dan pertunjukan kesenian.
Proses pemakaman atau Rante akan dilakukan di lapangan yang ada di tengah kompleks Rumah Adat Tonkonan, dan tersusun dari acara yang berurutan.
Baca Juga: Sudah Ada Sejak Abad ke-17, Ada Peraturan Unik Saat Makan Makanan Tradisional Swiss Ini
Pertama adalah Ma'Tudah Mebalun, yang merupakan upacara pembungkusan jenazah. Kemudian dilakukan juga proses Ma'Roto, yaitu proses untuk menghias peti jenazah dengan memakai benang emas dan benang perak.
Prosesi berikutnya adalah Ma'Popengkalo Alang, prosesi perarakan jenazah yang sudah dibungkus ke lumbung untuk disemayamkan.
Terakhir, ada prosesi Ma'Palao atau Ma'Pasonglo, atau proses perarakan jenazah dari Rumah Tongkonan ke tempat pemakaman, yang disebut Lakkian.
Setelah proses Rante selesai dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan pertunjukan kesenian, yang terdiri dari perarakan kerbau, pertunjukan musik daerah, tarian adat, adu kerbau, dan penyembelihan kerbau yang menjadi hewan kurban.
Kerbau Merupakan Hewan Penting dalam Upacara Rambu Solo
Bagi masyarakat Tana Toraja, kerbau merupakan hewan yang penting dalam upacara Rambu Solo.
Kerbau menjadi hewan kurban yang wajib ada untuk dipersembahkan pada upacara Rambu Solo.
Dalam kepercayaan masyarakat Toraja, kerbau adalah hewan yang akan menjadi kendaraan dan mengantarkan roh orang yang sudah meninggal ke 'puya'.
Puya adalah tempat di mana arwah para leluhur keluarga berkumpul dan merupakan tempat peristirahatan.
Maka, semakin banyak kerbau yang dipersembahkan dalam upacara Rambu Solo, maka roh dari orang yang meminggal akan semakin cepat mencapai puya.
Jumlah kerbau yang dipersembahkan dalam upacara Rambu Solo ibi tergantung pada kelas sosial keluarga yang sedang berduka.
Semakin tinggi kelas sosialnya, maka akan semakin banyak kerbau yang dikurbankan.
Bagaimana dengan adat istiadat pada budaya asli teman-teman? Hal apa yang menjadi ciri khas dari kebudayaan yang teman-teman miliki?
Yuk, lihat video ini juga!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Menuju Dua Dekade, National Geographic Indonesia Gelar Pameran Foto Sudut Pandang Baru Peluang Bumi
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR