Bobo.id - Pola lantai adalah garis yang dilalui penari saat melakukan gerak tari.
Jadi, pola lantai merupakan garis di lantai yang dilalui oleh penari ketika ia berpindah-pindah posisi saat menari.
Jenis pola lantai ada dua macam. Apa kamu tahu apa macam-macam pola lantai?
Cari tahu macam-macam pola lantai dan contoh pola lantai dalam tarian daerah, yuk!
Macam-Macam Pola Lantai dalam Gerak Tari Daerah dan Contohnya dalam Tari Daerah
Pola lantai bisa disebut sebagai susunan gerak, perpindahan, dan pergeseran posisi penari dalam sebuah tarian.
Pola lantai bisa dibentuk secara tunggal seperti Tari Jaipong dari Jawa Barat, berpasangan seperti Tari Serampang Dua Belas dari Sumatera Utara, atau berkelompok seperti Tari Piring dari Sumatera Barat.
Dalam pola lantai, ada dua macam pola dasar, yaitu garis lurus dan garis lengkung.
Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Penari Soya-Soya Tidak Memakai Riasan Muka
1. Pola Garis Lurus
Pola garis lurus terdiri atas pola horizontal, vertikal, dan diagonal.
Pola garis lurus juga berkembang menjadi pola zig zag, segi empat, segi lima, segitiga, dan yang lainnya.
Pola lantai garis lurus vertikal adalah penari membentuk garis lurus dari depan ke belakang atau dari belakang ke depan.
Contoh tarian daerah yang memakai pola lantai garis lurus vertikal adalah Tari Yospan dari Papua, Tari Serimpi dari Jawa Tengah, dan Tari Baris Cengkedan dari Bali.
Sedangkan, pola lantai garis lurus horizontal adalah penari membentuk garis lurus dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri.
Contoh tari daerah yang menggunakan pola lantai garis lurus horizontal adalah Tari Saman dari Aceh.
Kemudian, pola lantai garis lurus diagonal adalah penari membentuk garis menyudut ke kanan atau ke kiri.
Contoh tari daerah yang memakai pola lantai garis lurus diagonal adalah Tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan.
Baca Juga: Budaya Merauke: Tari Gatzi Suku Marind yang Diiringi Tifa Khas Papua
2. Pola Garis Lengkung
Pola garis lengkung berkembang menjadi pola lengkung ke depan, pola lengkung ke belakang, pola lingkaran, dan pola angka delapan.
Contoh tarian daerah yang memakai pola lantai garis lengkung antara lain:
- Tari Ma’badong dari Toraja, Sulawesi Selatan
- Tari Lego-Lego dari Alor, Nusa Tenggara Timur
- Tari Pendet dan Tari Kecak dari Bali
- Tari Andun dari Bengkulu
- Tari Randai dari Sumatera Barat.
Contoh Tari Daerah yang Memiliki Beberapa Pola Lantai
Ada juga tari daerah yang melakukan kombinasi beberapa pola lantai, di antaranya ada:
- Tari Seudati dari Aceh yang menggunakan pola lantai garis lurus, segi empat, zig-zag, segitiga, segi empat silang dan garis lengkung huruf U dan huruf S.
- Tari Tambun dan Bungai dari Kalimantan Tengah yang menggunakan pola lantai garis lurus horizontal dan zig-zag.
- Tari Tandak dari Riau yang menggunakan pola lantai garis lengkung lingkaran, zig zag, dan garis lurus.
Baca Juga: Bali Terkenal dengan Tari Kecak, Ternyata Ada Berbagai Tarian Khas Bali Lainnya
Fungsi Pola Lantai pada Tari Daerah
Fungsi pola lantai pada tari daerah adalah untuk menata gerakan tarian yang selaras atau kompak antar anggota penari, teman-teman.
Ini penting supaya para penari gerakannya sesuai dan tidak saling bertabrakan satu sama lain.
Pola lantai juga bertujuan agar seluruh penari bisa terlihat oleh penonton. Sehingga, tarian itu tampak indah karena para penarinya melakukan pola lantai yang sama.
Oleh karena itu, selain variasi bentuk pola lantai, makna pola lantai, jumlah penari, tempat menari, dan gerak tarinya juga perlu diperhatikan dalam pembuatan pola lantai.
Baca Juga: Keunikan Busana Tari Lenggang Nyai yang Merupakan Perpaduan Budaya Betawi dan Tiongkok
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id/
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR