Bobo.id - Teman-teman sudah tahu manfaat mendongeng, kan? Mendongeng bisa membuat kita menjadi cerdas.
Nah, hari ini ada dongeng anak yang berjudul Puteri Bau Kambing.
Jangan lupa untuk membaca dongeng atau minta orang tuamu untuk mendongeng untukmu, ya!
-----------------------------
Baca Juga: Dongeng Anak: Gubuk Tua Pak Togi #MendongenguntukCerdas
Kerajaan Chin adalah kerajaan kecil yang tenteram. Mereka tidak suka berperang dan tidak memiliki banyak tentara. Raja Chin memiliki Puteri Mei Hoa.
Suatu ketika, Raja Chin menghadapi masalah yang amat sulit. Pengarang Pu Hau dari kerajaan Ming yang besar akan datang berkunjung. Ia ingin berkenalan dengan Puteri Mo Hoa. Bilang ia merasa cocok, ia akan melamar Puteri Mei Hoa menjadi istrinya.
Raja Chin sangat bingung. Pangeran Pu Hau terkenal kejam dan suka memukuli wanita. Namun, jika lamarannya ditolak, sudah pasti Pangeran Pu Hau akan tersinggung. Bisa saja ia mengirim pasukan untuk menyerang kerajaan Chin. Raja Chin tidak mau rakyatnya menderita karena pertempuran. Akan tetapi Raja juga tidak rela puteri tunggalnya menikah dengan pangeran yang kejam.
Melihat wajah ayahnya yang muram, Puteri Mei Hoa berusaha menghibur.
“Ayah jangan khawatir. Aku punya rencana yang bagus untuk menghadapi pangeran Pu Hau!”
Lalu Puteri Mei Hoa membisikan rencananya. Raja mengangguk-angguk setuju dan persiapan pun mulai dilakukan.
Pada hari yang dijadwalkan, rombongan Pangeran Pu Hau tiba di kerajaan Chin. Mereka membawa hadiah-hadiah yang mahal dan indah untuk Puteri Mei Hoa. Raja Chin mengadakan perjamuan. Namun, selama perjamuan berlangsung, Puteri Mei hoa tidak kelihatan.
Setelah makan, Pangeran Pu Hau bertanya dengan perasaan kurang senang. “Yang Mulia, mengapa Puteri Mei Hoa tidak menyambutku?”
“Mohon maaf, Pangeran. Puteriku itu mempunyai kebiasaan buruk. Dia senang berada di antara kambing-kambingnya. Jika kita pergi ke kamarnya, maka sudah pasti ia akan menyambut Pangeran dengan senang hati!”
“Baiklah, kita ke sana. Aku ingin sekali berkenalan dengan Puteri Mei Hoa yang terkenal cantik itu!” kata pangeran Pu Hauk e halaman belakang istana. Di sana ada sebuah kamar dari kayu. Dua orang pengawal berjaga di muka pintu. Baginda membuka pintu kamar. Segera tercium bau kambing yang menyengat. Raja Chin dan Pangeran Pu Hau langsung menutup hidung mereka.
Maka baginda mengajak Pangeran Pu Hau ke halaman belakang istana. Di sana ada sebuah kamar dari kayu. Dua orang pengawal berjaga di muka pintu. Baginda membuka pintu kamar. Segera tercium bau kambing yang menyengat. Raja Chi dan Pangeran Pu Hau langsung menutup hidung mereka.
Baca Juga: 3 Hal Seru dan Kreatif yang Bisa Dilakukan di Rumah Selama Pandemi Bersama Ibu
Puteri Mei Hoa yang cantik duduk di bangku dan dikelilingi oleh banyak kambing. Lantai kamar dipenuhi kotoran kambing. Puteri Mei Hoa memegang sebuah cambuk.
“Tar, Taaar, taaar!” Puteri Mei Hoa melecut seekor kambing.
“Mbeeek… mbeeek…” kambing yang dilecuti menjerit kesakitan dan menjauh.
Pangeran Pu Hau mundur dua langkah sambil tetap menutup hidungnya. Betapa memuakkan bau kambing. Namun, ia tidak mau menyerah kalah.
Puteri Mei Hoa bergerak ke pintu dan membungkukkan badan memberi hormat kepada Pangeran Pu Hau.
“Mari, silakan masuk dan duduk, Pangeran!” sambut Puteri Mei Hoa.
Pangeran Pu Hau masuk dan duduk. Puteri Mei Hoa menyerahkan cambuknya pada Pangeran Pu Hau.
“Silahkan Pangeran cambuk kambing-kambing itu. Menyenangkan, kan, mendengar suara cambuk dan jerit kesakitan kambing-kambing?” kata Puteri Mei Hoa.
Pangeran mengucapkan terima kasih dan mengembalikan cambuk tersebut.
Baca Juga: Teknik Dasar Pencak Silat: Teknik Kuda-Kuda, Sikap Pasang, Pola Langkah, Belaan, dan Serangan
“Saya juga akan memberikan hadiah untuk Pangeran. Dua ekor kambing yang terbesar. Bila Pangeran membawa dua ekor kambing ini ke negeri Pangeran, semoga Pangeran selalu mengingat hamba!” kata Puteri Mei Hoa sambil tersenyum manis.
Akan tetapi, Pangeran Pu Hau segera pamit dengan alas an banyak tugas Negara yang harus diselesaikannya.
Pangeran dan rombongan pulang ke negerinya dengan membawa dua ekor kambing. Namun, setelah jauh dari istana Raja Chin, Pangeran menyuruh anak buahnya melepas kedua ekor kambing itu.
“Siapa sudi mengingat puteri yang hobi bermain dengan kambing!” gerutu Pangeran Pu Hau. “Cantik sih cantik, tetapi bau kambingnya minta ampun!”
Raja Chin sangat lega. Berkat kecerdikan puterinya, kerajaan aman. Yang repot Puteri Mei Hoa. Sudah tiga hari ia mencuci rambut dan badannya, tetapi bau kambing itu belum hilang-hilang juga!
Cerita oleh: Widya Suwarna. Ilustrasi: Dok. Majalah Bobo
#MendongenguntukCerdas
Baca Juga: 4 Jenis Daun Berdasar Bentuk Tulang Daun: Tulang Daun Sejajar, Menyirip, Menjari, dan Melengkung
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR