Bobo.id - Saat mendengar kata burung paling berbahaya, burung apa yang ada di benak teman-teman?
Mungkin, ada yang membayangkan burung pemangsa seperti elang, burung hantu, atau burung nasar.
Tapi, burung yang disebut sebagai burung paling berbahaya di dunia adalah burung kasuari.
Wah, padahal burung kasuari bukan burung pemangsa, ya?
Mengapa kasuari disebut sebagai burung paling berbahaya di dunia?
Baca Juga: Bisa Ular Mematikan bagi Mangsanya, Apakah Ular Dapat Mati jika Terkena Gigitan dan Bisanya Sendiri?
Burung Kasuari, Burung Cantik yang Dikenal sebagai Burung Berbahaya
Burung kasuari mudah dikenali karena warna dan bentuk tubuhnya berbeda dari kebanyakan burung. Lehernya berwarna biru dengan gelambir merah, kemudian bulu tubuhnya berwarna hitam.
Selain itu, burung kasuari memiliki pelindung kepala yang bentuknya unik, dan membuatnya terlihat seperti dinosaurus.
Burung kasuari merupakan burung pemakan buah, teman-teman. Kadang-kadang, burung kasuari juga makan serangga, siput, jamur, atau ikan.
Baca Juga: Bukan karena Takut Air, Ternyata Inilah Alasan Mengapa Burung Tidak Terbang saat Hujan
Di Indonesia, burung kasuari bisa ditemukan di hutan-hutan yang ada di Papua dan Maluku. Selain itu, burung kasuari juga bisa ditemukan di Papua Nugini dan Australia Utara.
Ada tiga spesies burung kasuari, teman-teman, yaitu kasuari gelambir ganda (Casuarius casuarius atau kasuari selatan), kasuari gelambir tunggal (Casuarius unappendiculatus atau kasuari utara), dan kasuari kerdil (Casuarius bennetti).
Tiga spesies burung kasuari ini memiliki ukuran tubuh yang berbeda.
Di antara tiga spesies itu, kasuari gelambir ganda adalah jenis yang terbesar. Tinggi tubuh jenis kasuari ini bisa mencapai 170 sentimeter.
Bersumber dari situs San Diego Zoo, berat tubuh kasuari jantan mencapai 55 kilogram dan kasuari betina mencapai 76 kilogram.
Baca Juga: Jadi Hewan Paling Mematikan di Dunia, Bagaimana Jika Nyamuk Punah?
O iya, burung kasuari merupakan kelompok burung yang tidak bisa terbang. Namun, burung ini bisa berlari dengan kecepatan 50 kilometer per jam.
Di habitat aslinya, burung ini juga termasuk burung yang suka bersembunyi.
Lalu, mengapa burung ini disebut sebagai burung berbahaya, ya?
Mengapa Burung Kasuari Disebut Burung Paling Berbahaya di Dunia?
Sebenarnya, burung kasuari bukanlah hewan yang suka menyerang, teman-teman.
Namun, jika merasa terganggu atau terancam, burung ini bisa menyerang orang yang mengganggu atau mengancamnya.
Saat marah inilah, serangan kasuari bisa berbahaya.
Baca Juga: Punya Warna dan Bentuk yang Unik, yuk, Lihat Potret Burung-Burung Langka dari Berbagai Penjuru Dunia
Selain tubuhnya besar, kasuari memiliki kaki yang kuat dan cakar yang tajam.
Karenanya, serangan kasuari seperti menendang, melompat, atau menginjak, bisa berbahaya, bahkan mematikan.
Meski disebut sebagai burung yang berbahaya, serangan kasuari ini sangat jarang terjadi pada manusia, teman-teman.
Ini karena burung kasuari sebenarnya adalah burung yang menghindari masalah.
Burung cantik ini baru akan menyerang saat dirinya atau anak-anaknya benar-benar terancam.
Jadi, kalau melihat burung kasuari di alam liar maupun di penangkaran, jangan mengganggu atau membuatnya merasa terancam, ya.
Sedihnya, saat ini jumlah burung kasuari di alam liar semakin sedikit, teman-teman.
Burung kasuari termasuk dalam kategori hewan yang rentan mengalami kepunahan.
Populasi burung kasuari di Australia, Papua Nugini, dan Indonesia banyak berkurang akibat habitat hutan yang berkurang serta perburuan liar.
Yuk, sama-sama kita lindungi alam liar agar burung kasuari dan hewan liar lainnya tidak punah.
Baca Juga: Meski Punya Sayap, Mengapa Sebagian Burung Tidak Bisa Terbang?
Yuk, lihat video ini juga!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id/
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | Culture Trip,Guinness World Records,San Diego Zoo,Library of Congress |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR