Bobo.id - Teman-teman sudah tahu manfaat mendongeng, kan? Mendongeng bisa membuat kita menjadi cerdas.
Nah, hari ini ada dongeng anak yang berjudul Si Timang Timpang.
Jangan lupa untuk membaca dongeng atau minta orang tuamu untuk mendongeng untukmu, ya!
-----------------------------
Baca Juga: Dongeng Anak: Si Putih dan Pohon Pinus #MendongenguntukCerdas
“BON, kita main lempar-lemparan bola yuk!" Moli mengajak temannya bermain bola.
"Ayo! Tapii, kalau berdua saja, tidak seru ah! Bagaimana kalau kau mencari teman lagi. Dan aku juga," Bonni mengusulkan.
"Aku sih setuju saja!" sahutnya. "Nanti kita bertemu di sini lagi, ya!"
Kedua anjing itu lalu pergi meninggalkan taman. Moli pergi ke taman di sebelah barat. Karena di sana biasanya banyak anjing yang sedang berjemur.
"Eee, itu kan si Timang! Kebetulan! Aku ajak saja dia," ujar Moli dalam hati, lalu mendekati si Timang.
"Hei, Timang! Ikut yo main lempar-lemparan bola," ajak Moli kemudian.
"Tapiii!" sahut Timang.
"Sudahlah! Ikut saja! Pasti asyikkk!" ajak Moli lagi.
Tanpa banyak berkata, Timang mengikuti Moli. Setibanya di sana Bella, teman Bonni sudah menunggu. Bonni membagi mereka dalam dua kelompok. Kelompok yang satu Moli dan Timang. Sedangkan yang satu lagi Bonni dan Bella.
Mula-mula Bonni dan Bella melemparkan bola. Dan Moli serta Timang menangkapnya. Demikian seterusnya, bergantian. Mereka bermain asyik sekali. Kebetulan matahari sedang berbaik hati. Sehingga udara tidak terasa begitu panas.
"Sudah, ah! Kakiku sakit!" ujar Timang, tiba-tiba ketika mereka sedang asyik bermain.
Baca Juga: Dongeng Anak: Gubuk Tua Pak Togi #MendongenguntukCerdas
"Ayo deh main lagi! Riki majikanmu, kan belum pulang sekolah," Bella membujuk sahabatnya.
"Tidak, Bella! Aku sudah tak kuat lagi berlari," katanya lagi. "Lihat kakiku yang cacat ini." Ketiga anjing sahabat Timang memperhatikan kaki Timang.
Timang lalu mulai bercerita, "Kira-kira sebulan yang lalu aku dan Prisko bermain kejar-kejaran di jalan raya. Tiba-tiba datang sebuah mobil. Cepat sekali. Dan menubruk aku."
"liih, mengerikan sekali! Lalu?" Moli memotong pembicaraan Timang.
"Ya, aku lalu tak sadarkan diri. Untung saja Riki melihat kejadian itu dan segera membawa aku ke dokter hewan. Aku tak tahu apa-apa. Hanya ketika aku sadar, kaki kananku terasa sakit sekali. Dan dibungkus dengan kain putih."
"Kakimu patah?" tanya Bonni lagi.
"Ya, kakiku patah. Selama seminggu aku dirawatdi rumah dokter itu. Aku tak boleh bergerak sedikit pun. Baru pada hari kesepuluh pembungkus kakiku dibuka. Dan apa yang terjadi. Kaki kananku yang bagian belakang hanya tinggal setengah. Aku sedih sekali. Aku ingin menangis, tapi aku kemudian sadar. Ini semua adalah akibat aku yang sering tak menurut kata," Timang mengakhiri ceritanya.
dongeng
Baca Juga: Dongeng Na'u Naga Ungu: Taman Kupu-Kupu dan Burung Merpati
Bonni, Bella dan Moli terharu mendengar cerita itu. Mereka saling berpandangan. "Ah, aku tak mau bermain di jalan raya!" ujar Moli. "Aku jugaaa! Aku tak ingin kakiku cacat!" tukas Bella dan Bonni bersamaan.
Cerita dan Ilustrasi: Dok. Majalah Bobo
#MendongenguntukCerdas
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di https://www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR