3. Penumpukan Kotoran Telinga
Setiap orang pasti memiliki kotoran telinga yang disebut juga earwax. Meski disebut sebagai kotoran telinga, earwax ini yang sebenarnya bukan kotoran karena merupakan komponen yang secara alami dihasilkan oleh telinga.
Earwax yang kadang dianggap mengganggu ini dihasilkan oleh kelenjar telinga dan berperan dalam menjaga kesehatan telinga kita, lo.
Nah, earwax bertugas untuk menangkap debu dan partikel asing lain yang masuk ke dalam telinga, sehingga akan mencegah benda asing tadi masuk ke bagian dalam telinga.
Dengan begitu, komponen tadi tidak bisa masuk ke bagian dalam telinga yang akan menyebabkan kerusakan atau infeksi pada gendang telinga yang bisa berakibat pada pendengaran kita yang terganggu.
Baca Juga: Sering Alami Cegukan dan Sulit Mengatasinya? Coba Ikuti 4 Cara Mudah Atasi Cegukan Ini
Biasanya, kita pasti akan membersihkan earwax ini secara teratur, tapi sebenarnya kotoran telinga akan mengering dan keluar dari telinga dengan sendirinya, lo.
Earwax akan keluar bersamaan dengan debu dan partikel yang ditangkap oleh earwax itu sendiri.
O iya, setiap orang akan menghasilkan jumlah dan jenis earwax yang berbeda-beda, lo.
Kalau earwax dirasa sudah menumpuk, teman-teman sebaiknya tidak membersihkannya dengan menggunakan cotton bud, ya. Earwax justru akan terdorong lebih dalam.
Hal ini menyebabkan adanya kemungkinan penumpukan di saluran telinga bahkan bisa melukai dan merusak gendang telinga, teman-teman.
Ada beberapa gejala gangguan telinga yang disebabkan karena penumpukan earwax, seperti menurunnya kemampuan mendengar, pusing atau berkunang-kunang, hingga rasa sakit pada bagian telinga.
Kadang teman-teman juga akan merasakan bagian telinga penuh atau tersumbat, telinga berdenging, dan rasa gatal atau keluar cairan dari lubang telinga.
Tonton video ini juga, yuk!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR