Bobo.id - Apakah teman-teman merasa cuaca panas akhir-akhir ini?
Cuaca panas terjadi di beberapa daerah di Indonesia, teman-teman.
Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyebabnya, nih, teman-teman.
Yuk, cari tahu penjelasan BMKG mengenai cuaca pada awal bulan Mei 2021.
Penjelasan BMKG Tentang Cuaca Panas di Beberapa Wilayah
Bersumber dari artikel Kompas.com (5/5/2021), Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin mengatakan bahwa kondisi suhu panas di beberapa wilayah Indonesia umumnya terjadi karena cuaca cerah dan tingkat perawanan yang rendah.
Kondisi ini membuat suhu terasa lebih panas atau terik.
Beliau menjelaskan bahwa kondisi ini normal, terutama saat kondisi cuaca cerah pada siang hari.
Beliau menambahkan bahwa suhu pada siang hari saat ini umumnya sekitar 33-36 derajat Celcius. Suhu ini masih termasuk kategori normal, teman-teman.
Memasuki Fase Musim Kemarau
Bulan Mei merupakan bulan yang termasuk musim kemarau, teman-teman.
Koordinator Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG, Supari, mengatakan bahwa dari pengamatan suhu maksimum harian di Jawa, terjadi kenaikan suhu sejak awal Mei 2021.
Misalnya, berdasarkan data dari BMKG Semarang, suhu di wilayah itu sekitar 33-34 derajat Celcius pada Rabu, 4 Mei 2021, pukul 11.40 WIB.
Sementara di Malang, sempat tercatat suhu mencapai 36 derajat Celcius pada Selasa, 3 Mei 2021.
Di Surabaya, tercatat suhu tertinggi yang dialami mencapai 25 derajat Celcius pada 1 Mei 2021.
Baca Juga: Minum Minuman Dingin saat Panas Terasa Menyegarkan, Ternyata Ini Efek Minum Air Dingin bagi Tubuh
Berdasar hasil pemantauan kejadian hari hujan menunjukkan sebagian besar wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah tidak mengalami hujan selama lebih dari 10 hari.
Sebagian di antaranya bahkan ada yang tidak mengalami hujan selama 20 hari terakhir.
Pengaruh Fenomena MJO
Di sisi lain, sejak April 2021, fenomena Madden Jullian Oscillation (MJO) juga menjadi faktor yang berdampak pada peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia.
MJO adalah fenomena yang dianggap berhubungan dengan peningkatan pertumbuhan awan hujan.
Menurut keterangan Supari, fenomena MJO sedang berada di fase 1 di pesisir timur Afrika yang bersesuaian dengan kondisi kering di Indonesia.
Pada posisi ini, MJO akan menyebabkan berkurangnya proses pembentukan awan di Indonesia, sehingga umumnya terjadi pengurangan curah hujan.
Pembentukan awan yang berkurang membuat tidak ada cukup banyak awan, sehingga panas dari Matahari lebih banyak yang mencapai permukaan tanah. Ini menyebabkan suhu udara naik, teman-teman.
Baca Juga: Lakukan 3 Hal Penting Ini Supaya Kucing Tidak Kepanasan Saat Cuaca Panas di Musim Kemarau
Selain itu, BMKG juga sudah memperkirakan sebagian besar wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah memasuki musim kemarau pada Mei 2021.
Cuaca panas yang terjadi akhir-akhir ini bisa menjadi tanda awal musim kemarau.
Suhu panas juga bisa bertahan lama karena datangnya kemarau memiliki ciri khas peningkatan suhu yang tinggi.
(Penulis: Retia Kartika Dewi)
------
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id/
dan teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Avisena Ashari |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR