Bobo.id - Tidak terasa, bulan puasa sebentar lagi berakhir, nih, teman-teman. Ini artinya, umat Islam di seluruh dunia akan menyambut hari raya Idulfitri.
Selain beribadah bersama dalam sholat Idulfitri, pada hari raya ini juga dirayakan dengan berbagai tradisi lain, khususnya di Indonesia.
Berkunjung ke rumah saudara, makan makanan khas seperti ketupat dan opor, hingga memberikan bingkisan khas Idulfitri adalah beberapa tradisi Idulfitri atau lebaran di Indonesia.
Namun ada satu lagi tradisi yang tidak bisa lepas dari perayaan Idulfitri di Indonesia, nih, teman-teman, yaitu mudik.
Mudik atau pulang ke kampung halaman menjadi tradisi masyarakat Indonesia menjelang Idulfitri.
Sayangnya, di tahun ini masyarakat Indonesia tidak bisa melaksanakan tradisi mudik yang biasanya dilaksanakan saat Idulfitri.
Hal ini sehubungan dengan pandemi global akibat COVID-19 yang masih berlangsung.
Kali ini, kita cari tahu sejarah atau asal-usul tradisi mudik yang ada di Indonesia, yuk!
Arti Istilah Mudik
Sebelum kita mengetahui sejarah atau asal-usul mudik, ketahui dulu arti dari istilah mudik, yuk!
Mudik dalam tradisi orang Jawa adalah akronim dari bahasa Jawa, yaitu mulih dilik yang artinya 'pulang dulu'.
Hal ini juga diartikan sebagai pulang sebentar ke kampung halaman, dengan tujuan mengunjungi sanak saudara yang sudah lama tidak bertemu.
Selain bagi masyarakat Jawa, istilah mudik juga ada bagi masyarakat Betawi, lo.
Dalam tradisi masyarakat Betawi, mudik adalah akronim dari kembali udik. Udik dalam bahasa Betawi dapat diartikan sebagai kampung, dusun, maupun segala hal yang berlawanan dengan kota.
Baca Juga: Meski Tidak Mudik, Lebaran di Rumah Bisa Tetap Seru! Coba 5 Kegiatan Lebaran Ini bersama Keluarga
Asal-usul Tradisi Mudik
Lalu bagaimana tradisi mudik di Indonesia bermula hingga menjadi hal yang sampai sekarang selalu ditunggu-tunggu, ya?
Ternyata, tradisi mudik di Indonesia sudah berlangsung sejak zaman Kerajaan Majapahit dan Mataram Islam, lo.
Saat itu, Kerajaan Majapahit memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas, mulai dari Indonesia hingga mencapai Sri Lanka dan Semenanjung Malaya.
Akibatnya, pejabat-pejabat kerajaan ditempatkan di berbagai wilayah, dengan tujuan menjaga wilayah kekuasaan kerajaan. Hal ini juga dilakukan oleh pemerintah Kerajaan Mataram Islam.
Pada suatu waktu para pejabat kemudian kembali ke kampung halaman untuk menghadap Raja, sekaligus mengunjungi kampung halamannya.
Di tradisi Kerajaan Mataram Islam, para pejabat ini akan kembali ke kampung halaman saat Idulfitri saja.
Tradisi Mudik Semakin Terkenal di Tahun 1970-an
Kembalinya para pejabat kerajaan ke kampung halaman saat Idulfitri menjadi sejarah dari tradisi mudik yang berlangsung di Indonesia.
Nah, di tahun 1970-an, mudik semakin terkenal di Indonesia dan menjadi tradisi yang dilakukan oleh para perantau di Indonesia untuk kembali ke kampung halamannya.
Tradisi mudik ini semakin sering dilakukan oleh para perantau karena saat itu banyak penduduk Indonesia yang merantau ke berbagai kota besar di Indonesia, salah satunya Jakarta, untuk mencari pekerjaan.
Maka saat hari raya, seperti Idulfitri, para perantau akan kembali ke kampung halaman masing-masing untuk berkumpul bersama keluarga.
Mudik biasa dilakukan saat hari raya Idulfitri karena pada hari biasa, yaitu hari kerja, para pekerja ini tidak memiliki kesempatan untuk berkumpul dengan keluarga dalam waktu yang lama.
Inilah sebabnya, libur Idulfitri yang berlangsung panjang dimanfaatkan oleh pemudik untuk mudik atau pulang kampung.
Pandemi COVID-19 Menyebabkan Tradisi Mudik Tidak Bisa Berlangsung
Bagi beberapa orang, mudik merupakan sebuah tradisi yang selalu ditunggu-tung dan menyenangkan.
Tentu saja alasannya karena kita jadi bisa berkumpul dengan sanak keluarga di kampung halaman.
Sayangnya, sejak Idulftiri tahun 2020 lalu, dilakukan pembatasan pada kegiatan mudik saat Idulfitri, nih, teman-teman.
Hal ini berhubungan dengan masih berlangsungnya pandemi COVID-19 hingga tahun ini.
Kebijakan untuk membatasi kegiatan mudik dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi dan memutus mata rantai penyebaran virus corona yang masih menjadi masalah global hingga saat ini.
Meski tidak bisa bertemu langsung dengan keluarga di kampung halaman, ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk bersilaturahmi, kok.
Misalnya dengan menggunakan video call, telepon, berkirim ucapan, atau berkirim bingkisan Idulfitri.
(Penulis: Sarah Nafisah, Tyas Wening)
Tonton video ini juga, yuk!
-----
Teman-teman, kalau ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan pengetahuan seru, langsung saja berlangganan majalah Bobo dan Mombi SD. Tinggal klik di www.gridstore.id
Atau teman-teman bisa baca versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di ebooks.gramedia.com
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Avisena Ashari |
KOMENTAR