"Biji ini akan tumbuh semakin tinggi bila disirami air. Dan bila kau taburkan serbuk ini pada seseorang, orang itu akan menciut jadi kecil. Bila kau taburkan sekali lagi maka ia akan kembali ke ukuran semula!"
Pako mengucapkan terima kasih dan menyimpan benda-benda ajaib itu.
Tiba-tiba saja timbul harapan baru di hati Pako. Mudah-mudahan saja dengan benda-benda itu ia bisa melanjutkan sekolah.
Pada suatu hari, setelah selesai berdagang, Pako berjalan-jalan di kota. Di dekat kios bunga, ia mendengar percakapan dua dayang istana.
"Aku akan beli bunga seruni putih kesukaan Putri Lila. Kasihan, dia selalu murung dan tak mau makan!" kata Dayang Pertama.
"Bibi Tinka memang licik. Adik baginda raja itu tidak suka pada Putri Lila. Ia ingin menguasai istana. Kasihan, baginda raja mengira putrinya sedang sekolah di luar negeri. Tidak tahunya dikurung di puri!" kata Dayang Kedua.
Pako mendengarkan percakapan kedua dayang Putri Lila itu sampai selesai. "Aku harus menolong Putri Lila," pikir Pako.
Sore hari itu, Pako menyelinap ke halaman istana. Ia menaruh sebuah biji ajaib di dekat puri dan menyiraminya dengan air kolam.
Wow, biji itu pun tumbuh tinggi sampai ke atap puri. Pako memanjati pohon ajaib itu. Lalu masuk lewat jendela puri di lantai tujuh.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR