Bobo.id - Sebelum menetas, telur unggas akan dierami oleh induknya.
Maka saat menetas, hal pertama yang dilihat oleh anak-anak unggas adalah induknya.
Namun apakah teman-teman pernah mendengar kalau anak unggas akan menganggap setiap hal pertama yang dilihatnya adalah sebagai induknya?
Contohnya, jika anak unggas melihat manusia saat menetas, maka ia akan menganggap manusia itu sebagai induknya.
Baca Juga: Mengapa Warna Telur Unggas Berbeda-beda?
Hal ini kemudian membuat anak unggas selalu mengikuti atau menirukan tindakan manusia yang dilihatnya tadi.
Apakah benar kalau setiap hal pertama yang dilihat anak unggas akan dianggap sebagai induknya?
Simak penjelasannya berikut ini, yuk!
Baca Juga: Struktur Jaringan Tumbuhan dan Jenis-Jenis Jaringan pada Tumbuhan
Proses Belajar Anak-Anak Unggas
Ketika baru menetas, anak unggas, seperti anak ayam maupun anak bebek akan menganggap hal pertama yang dilihat adalah induknya, baik itu manusia, hewan lain, bahkan benda mati.
Itulah sebabnya mereka akan mengikuti hal pertama yang dilihatnya tadi ke mana pun "induk"-nya pergi.
Peristiwa anak unggas yang menganggap hal pertama yang dilihatnya sebagai induk disebut sebagai imprinting atau mencetak.
Ini membuat anak-anak unggas tadi percaya kalau apa yang dilihatnya pertama kali saat menetas merupakan induk mereka.
Baca Juga: Melihat Kepribadian Kucing Berdasarkan Warna Bulunya, Seperti Apa Kucing Peliharaanmu?
Ternyata proses imprinting ini penting untuk hewan, lo, teman-teman, terutama unggas seperti burung.
Tahap imprinting menjadi proses pembelajaran yang akan didapatkan oleh anak-anak induk setelah menetas dari telurnya dan penting untuk kelangsungan hidupnya.
Penyebabnya adalah karena anak-anak unggas tidak mengetahui secara otomatis atau langsung seperti apa dirinya ketika menetas.
Hal ini kemudian membuat anak-anak unggas membutuhkan contoh, sehingga apa yang mereka lihat secara langsung ketika baru keluar dari cangkangnya menjadi ingatan visual pertama mereka.
Nah, inilah sebabnya anak-anak unggas yang baru menetas dari telurnya akan menganggap hal pertama yang dilihatnya sebagai induk, karena mereka merasa hal itulah yang akan mengajarkan anak-anak unggas tadi banyak hal hingga dewasa.
Dengan melakukan proses imprinting, maka memungkinkan anak unggas untuk bisa memahami perilaku dan vokalisasi yang sesuai pada spesies mereka, nih, teman-teman.
Selain itu, imprinting juga membantu anak unggas untuk bisa mengenali hewan lain dari spesiesnya dan belajar untuk bersosialisasi sehingga bisa mendapatkan pasangan dari spesiesnya.
Baca Juga: Anak Kucing Senang Menggigit atau Mencakar Apapun yang Lewat di Depannya, Ternyata Ini Sebabnya
Unggas Akan Sulit Lepas dari "Induk"nya
Ketika mama pergi sebentar ke ruangan lain meninggalkan adik bayi di kamar, hal ini biasanya akan membuat adik bayi menangis karena tidak mau atau sulit ditinggalkan.
Hal ini ternyata juga terjadi pada anak-anak unggas yang mengikuti hal pertama selain induk yang dilihatnya, lo.
Ketika hal pertama yang dilihat anak unggas saat menetas adalah manusia atau hewan lain, maka mereka akan terus menganggap kita sebagai induk seumur hidupnya, nih, teman-teman.
Akibatnya, anak unggas akan menjadi sulit lepas dari "induk" palsunya ini dan berpengaruh pada kehidupan mereka.
Unggas akan terus menempel pada hal yang dianggap sebagai induknya seumur hidup mereka dan tidak bersosialisasi dengan hewan lain dari spesiesnya.
Unggas yang tidak bisa bersosialisasi dengan sesama spesiesnya akan memiliki kesulitan dalam beberapa hal, seperti vokalisasi, cara berkomunikasi, postur, dan rasa takut terhadap manusia.
Nah, hal ini bisa berakibat unggas tidak bisa diterima oleh sesama spesiesnya ketika unggas dilepaskan ke alam liar.
Selain itu, unggas yang menganggap manusia sebagai induknya juga tidak memiliki rasa takut pada manusia, karena sudah terbiasa hidup bersama manusia.
Kurangnya rasa takut hewan pada manusia nantinya bisa menyebabkan adanya serangan dari hewan tersebut, nih, teman-teman.
Sayangnya, proses imprinting yang terjadi pada unggas akan menyebabkan mereka berada di wilayah abu-abu.
Wilayah abu-abu yaitu saat mereka tidak bisa diterima oleh spesiesnya, tapi juga tidak bisa berinteraksi dengan manusia.
Tonton video ini juga, yuk!
-----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Bobo.id |
KOMENTAR