Bobo.id - Teman-teman, apakah kamu pernah mendengar mengenai wilayah Arktik?
Arktik adalah sebuah wilayah di sekitar Kutub Utara Bumi.
Istilah Arktik berasal dari bahasa Yunani yang berarti beruang. Arktika termasuk bagian dari Rusia, Alaska, Kanada, Greenland, Islandia.
Baca Juga: Wah, Es Arktik yang Mencair Menyebabkan Menyebarnya Virus Mematikan
Keberadaan es di wilayah pesisir Kutub Utara tersebut dikabarkan mencair dua kali lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Laporan tersebut disampaikan melalui studi terbaru yang mengkhawatirkan terhadap perubahan iklim.
Lalu, apakah yang sebenarnya terjadi? Yuk, kita cari tahu bersama!
Baca Juga: Jenis-Jenis Flora yang Ada di Indonesia: Pengertian, Contoh Flora
Bongkahan Es di Laut Arktik Mencair Dua Kali Lebih Cepat
Penelitian di University College London (UCL), Inggris, menyampaikan bahwa es di wilayah pesisir Kutub Utara menipis 70 hingga 100 persen.
Hal ini terjadi lebih cepat dari penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan.
Pernyataan ini disampaikan setelah tim melakukan penelitian kedalaman salju di atas es di wilayah tersebut.
Baca Juga: Inilah Hewan-hewan yang Tinggal di Kutub Utara Selain Beruang Kutub, Ada Kelinci
Hasil menyimpulkan bahwa proses ini sudah terjadi sejak satu dekade lalu saat planet ini dianggap mulai menghangat akibat pemanasan global.
"Kami percaya perhitungan baru kami adalah langkah visioner yang besar dalam hal menafsirkan data," ucap profesor UCL, Julienne Stroevedilansir.
"Kami memiliki dari satelit secara lebih akurat," lanjut profesor UCL, Julienne Stroeve, dalam jurnal The Cryosphere, dilansir dari AFP.
Penelitian Mengenai Ketebalan Es di Wilayah Arktik
Ketebalan es di Arktik diketahui dengan cara mengukur ketinggian sebuah es yang terletak di atas air.
Namun, pengukuran tersebut terdistorsi oleh salju yang mengapung.
Para ilmuwan tersebut telah menyesuaikan dengan menggunakan peta kedalaman salju di Kutub Utara.
Hal ini dilakukan untuk melihat dampak mencairnya es di Arktik terhadap perubahan iklim yang terus memburuk.
Baca Juga: Ditemukan Hampir di Semua Negara, Mengapa Semut Tidak Ada di Kutub?
"Kami memperhitungkan kedalaman salju yang menurun untuk pertama kalinyan dan menunjukkan bahwa es laut menipis lebih cepat dari yang kami duga,"
Pernyataan di atas ucap Robbie Mallett, pemimpin penelitian dari UCL.
Es yang lebih tebal menyaring lautan dari pemanasan global di musim dingin dan melindungi lautan dari sinar matahari di musim panas.
Namun, keberadaan es tebal tersebut semakin menipis.
---
Ayo kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | AFP |
Penulis | : | Putu Bagoes |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR