Bobo.id - Selama menjalani banyak kegiatan di rumah saja, teman-teman pasti semakin sering menggunakan ponsel atau laptop.
Teman-teman pasti juga semakin akrab dengan headset atau perangkat lain yang digunakan langsung di telinga.
Penggunaan headset terlalu sering dapat berdampak buruk pada kondisi telinga, lo.
Dalam tahap yang serius, terlalu sering menggunakan headset dapat membuat teman-teman kehilangan pendengaran.
Telinga bekerja dengan menyalurkan gelombang kepada telinga.
Baca Juga: Suka Nonton YouTube? Simak Tips Memilih Konten yang Tepat dan Cara Mengunduh Videonya
Gendang telinga akan bergetar saat gelombang suara masuk.
Getaran itu yang kemudian dihantarkan ke bagian dalam telinga, hingga mencapai koklea.
Koklea merupakan ruang yang berisi cairan dan ribuan rambut kecil.
Saat ada getaran masuk ke telinga, cairan di koklea akan bergerak dan menyebabkan rambut ikut bergerak.
Baca Juga: Apa yang Terjadi Pada Tubuh Kalau Kita Makan Nasi dengan Tempe?
Namun, apabila volume suara yang masuk ke koklea terlalu tinggi, rambut akan bergerak semakin sering dan bisa sebabkan gangguan pendengaran.
Sel rambut yang ada di koklea membutuhkan waktu untuk kembali pulih, sebelum mendengar suara baru.
Bila volume suara terlalu kuat, rambut kecil tidak memiliki waktu untuk kembali pulih dan menyalurkan getaran suara.
Hal tersebut bisa menyebabkan sel rambut tidak bisa kembali pulih dan telinga tidak dapat digunakan secara normal dalam jangka panjang.
Penggunaan headset secara berlebihan juga bisa menimbulkan beberapa infeksi di telinga.
Berikut beberapa akibat dari terlalu lama menggunakan headset, yuk simak penjelasan di bawah.
1. Tinnitus
Tinnitus adalah gangguan berupa sensasi berdering pada telinga.
Sensasi berdenging ini, kadang juga terasa di dalam kepala yang disebabkan rusaknya sel-sel rambut di koklea.
Gangguan ini bisa terjadi, bila teman-teman mendengarkan suara dengan volume tinggi selama tiga jam atau lebih.
2. Hyperacusis
Hyperacusis adalah gangguan pendengaran yang menyebabkan seseorang terlalu peka saat menangkap suara.
Seseorang bisa mengalami hyperacusis karena terlalu sering mendengarkan suara dengan volume tinggi.
Walau kondisi ini jarang ditemukan, tapi kondisi ini dapat menyerang siapapun dalam semua rentang usia.
Gangguan ini tidak terjadi dengan tiba-tiba, tapi terjadi secara bertahap.
Saat teman-teman mulai mengalami gangguan tinnitus, sebaiknya segera mengurangi penggunaan headset sebelum gangguan hyperacusis menyerang.
3. Sakit Kepala
Telinga memiliki batas maksimal untuk mendengarkan suara yaitu 85 desibel (dB).
Bila teman-teman mendengar suara melebih batas itu dalam jangka waktu yang panjang, maka sangat dimungkinkan banyak gangguan pendengaran muncul.
Bukan hanya gangguan pendengaran, tapi sakit kepala juga sangat dimungkinkan terjadi.
Suara bising dapat menyebabkan gangguan pada pembulu darah dan saraf kepala, hingga sebabkan nyeri pada kepala.
4. Hilangnya Pendengaran
Semua gangguan yang sudah dijelaskan sebelumnya dapat terus berkembang, hingga hilangnya pendengaran.
Teman-teman perlu waspada bila beberapa masalah di atas mulai menyerang.
Saat, teman-teman mulai sering meningkatkan volume suara saat menggunakan headset atau mendengarkan perangkat lain, itu adalah tanda pendengaran mulai menurun.
Baca Juga: Jangan Lagi Pegang Bagian Telinga Kelinci, Begini Cara Merawat Kelinci dengan Baik agar Tidak Stres
Sebelum itu terjadi sebaginya teman-teman mulai mengurangi penggunaan headset atau mengurangi volume dari headset.
Berikut beberapa cara yang bisa teman-teman lakukan untuk menjaga telinga supaya tetap sehat.
1. Atur volume suara tidak lebih dari 60% suara maksimal.
2. Hindari menggunakan headset terlalu lama. istirahatkan telinga selama 5 menit setiap 1 jam mendengarkan headset.
3. Hindari menggunakan headset saat berpergian dengan kendaraan.
Berpergiaan dengan kendaraan sudah cukup bising, jadi jangan menambah tingkat desibel dari headset.
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | hellosehat.com,alodokter.com,Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR