Bobo.id - Jahe adalah salah satu tumbuhan dan bahan dapur yang banyak dicari untuk kesehatan.
Salah satu manfaatnya adalah bisa menghangatkan tubuh. Karena itu, banyak minuman yang mengandung jahe dijual di tempat-tempat bersuhu dingin.
Selain menghangatkan tubuh, jahe juga sering dijadikan bahan obat herbal.
Ada banyak manfaat jahe yang bisa didapatkan, di antaranya adalah mengatasi masalah pencernaan, mengurangi mual, mencegah kanker, dan sebagai antiperadangan.
Namun, tahukah teman-teman? Ternyata ada beberapa kondisi kesehatan yang sebaiknya tidak mengonsumsi jahe. Apalagi dengan jumlah yang berlebih.
Kondisi kesehatan seperti apa saja yang sebaiknya tidak mengonsumsi jahe? Inilah tujuh di antaranya:
Baca Juga: Suka Nonton YouTube? Simak Tips Memilih Konten yang Tepat dan Cara Mengunduh Videonya
1. Orang dengan Gangguan Darah
Jahe bisa mencegah pembekuan darah. Namun, jahe juga dapat meningkatkan sirkulasi dan aliran darah.
Hal ini bisa menyebabkan meningkatnya risiko pendarahan, terutama pada orang dengan kelainan darah atau mereka yang sedang menjalani pengobatan yang memperlambat pembekuan darah.
2. Orang dengan Batu Empedu
Jahe mendorong produksi cairan empedu. Pada penyandang batu empedu, cairan ini membentuk endapan atau disebut batu empedu.
Sehingga tidak dianjurkan untuk orang yang menderita batu empedu, teman-teman.
Baca Juga: 3 Bahan Herbal untuk Redakan Naiknya Asam Lambung
3. Orang dengan Ulkus atau Inflammatory Bowel Disease (IBD)
Jahe segar dikaitkan dengan penyumbatan usus.
Hal ini menyebabkan orang yang menderita ulkus (luka), penyakit radang usus, atau usus yang tersumbat disarankan untuk menghindarinya.
4. Orang yang Akan Melakukan Operasi
Sebuah penelitian tahun 2007 menemukan bahwa mengonsumsi jahe sebelum operasi juga meningkatkan risiko pendarahan dalam.
Hal ini membuat para ahli kesehatan menyarankan untuk menghindari konsumsi teh jahe dua minggu sebelum operasi, teman-teman.
5. Orang yang Mengonsumsi Obat Tertentu
Jahe berinteraksi dengan obat-obatan tertentu termasuk antikoagulan, barbiturat, beta-blocker, obat insulin, atau terapi anti-platelet.
Layanan medis dari National Institutes on Health mengungkapkan bahwa jahe juga mengganggu efek dari beberapa obat lain termasuk antasida karena mendorong produksi asam di lambung, teman-teman.
Orang yang memakai obat untuk jantung, antihistamin, perawatan kanker dan obat penurun berat badan juga harus menghindari jahe.
Baca Juga: Jangan Tertukar Lagi, Inilah Perbedaan Rempah Kunyit, Lengkuas, Jahe, dan Kencur
Karena itu, sebaiknya orang yang mengonsumsi obat tertentu bertanya dahulu pada ahli kesehatan atau dokter apakah boleh mengonsumsi jahe.
6. Orang dengan Diabetes dan Hipertensi
Jahe bisa menurunkan gula darah dan tekanan darah.
Hal ini membuat orang yang mengonsumsi obat untuk diabetes atau hipertensi harus berkonsultasi dengan ahli kesehatan sebelum mengonsumsi jahe dalam bentuk apa pun.
7. Orang yang Sedang Menambah Berat Badan
Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam "Metabolism: Clinical and Experimental" tahun 2012, jahe mengurangi selera makan dengan memberikan rasa kenyang.
Para peneliti menjelaskan bahwa jahe memengaruhi kadar serotonin dalam darah, maka terjadilah efek penekanan pada selera makan.
Baca Juga: Jahe, Superfood dengan Banyak Manfaat, Ini Beberapa Manfaat Jahe!
Ini berarti jahe harus dihindari oleh orang yang mencoba menambah berat badan.
(Penulis: Nila Kusuma Pratiwi, Iveta R.)
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR