Bobo.id - Apakah teman-teman tahu apa itu artikel?
Artikel adalah sebuah karya tulis yang berisikan fakta dan opini. Jadi, opini yang disampaikan dalam teks artikel harus didukung dengan fakta dan data yang ada.
Tujuan penulisan artikel adalah untuk memberikan informasi pada pembaca. Baik untuk pengetahuan atau hiburan.
Baca Juga: Contoh Teks Berita Tentang Bencana Alam, Lengkap dengan Unsur-Unsur dan Struktur Berita
Struktur artikel ada tiga, yaitu pembuka, isi, dan juga penutup.
Pada bagian pembuka artikel berisi tentang pengenalan isi artikel yang akan dibahas oleh penulis.
Sedangkan isi adalah uraian dan pelengkap dari topik utama yang dibahas dalam artikel.
Terakhir, penutup merupakan kesimpulan yang berisi kata kunci atau ringkasan dari isi uraian artikel.
Nah, sekarang kita lihat contoh artikel tentang COVID-19 dan coba latihan untuk temukan struktur artikelnya, ya!
Contoh 1
Apa Itu Varian Delta Plus? Ini Penjelasan Lengkap dan Gejala Varian Baru COVID-19 yang Mulai Masuk ke Indonesia
Pandemi COVID-19 masih perlu diatasi. Apalagi sudah ada pula varian-varian COVID-19 lain yang masuk ke Indonesia.
Bahkan beberapa waktu lalu ditemukan varian delta plus yang disebut sudah masuk ke Indonesia.
Apa itu varian delta plus?
Dilansir dari Kompas.com, varian delta plus adalah virus yang berasal dari turunan varian delta (B.1.617.2). Bedanya varian delta plus memiliki mutasi tambahan, yaitu K417N.
Mutasi K417N disebut bisa membahayakan karena antibodi dari vaksinasi COVID-19 bisa saja tidak mendeteksinya.
Varian delta plus yang dikenal juga dengan B.1.617.2.1 atau AY.1. mulai ditemukan di Inggris pada 26 April lalu.
Kemudian pada 11 Juni lalu, Badan Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE) menyatakan ini adalah varian yang harus diberi pengawasan yang ketat (varian of concern).
Yuk, ketahui lebih lanjut tentang varian delta plus!
Dilansir dari laman Gavi.org, Kementerian Kesehatan India menyebut ada tiga karakteristik dari varian delta plus, yaitu:
1. Peningkatan transmisi atau penularan.
2. Mengikat sel reseptor paru-paru lebih kuat. Jadi lebih mudah masuk ke sel manusia.
3. Berpotensi mengurangi respons terhadap antibodi monoklonal. Ini artinya kekebalan tubuh kita mungkin kurang efektif untuk varian delta plus.
Dilansir dari laman Rumah Sakit Apollo di India, gejala yang muncul pada varian delta plus yang mirip dengan gejala pada varian delta dan beta, yaitu:
- Batuk
- Demam
- Sakit kepala
- Sakit dada
- Sesak napas
- Diare
- Ruam kulit
Kemudian ada juga yang mengatakan varian delta plus bisa mengalami gejala, seperti sakit perut, mual, dan kehilangan selera makan.
Pentingnya Vaksin
Dikutip dari laman Gavi.org, orang yang sudah melakukan vaksinasi COVID-19 lengkap (dua dosis), memiliki perlindungan tubuh yang lebih baik.
Namun, bagi yang baru mendapatkan satu dosis vaksin masih dianggap rentan terhadap varian delta dan varian-varian lainnya.
Karena itu, salah satu upaya kita untuk melindungi diri dari varian COVID-19 lainnya, adalah dengan melakukan vaksin.
Yuk, segera dapatkan vaksin COVID-19!
Baca Juga: Pola-Pola Penyajian, Struktur, dan Kaidah Kebahasaan Teks Iklan
Contoh 2
Jangan Sembarangan, Ini 6 Jenis Obat yang Tidak Boleh Dikonsumsi Pasien Isoman COVID-19
Kasus pasien positif COVID-19 di Indonesia masih dalam jumlah yang tinggi.
Sebagian pasien COVID-19 diberi perawatan oleh rumah sakit dan sebagian lainnya melakukan isolasi mandiri (isoman).
Saat ini sebagian besar rumah sakit menerima pasien COVID-19 dengan gejala berat yang harus selalu dipantau.
Sedangkan pasien tanpa gejala atau pasien dengan gejala ringan disarankan untuk melakukan isolasi mandiri.
Selama melakukan isolasi mandiri ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Mulai dari istirahat yang cukup, mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi, dan minum obat.
Obat yang dikonsumsi untuk pasien isolasi mandiri juga tidak boleh sembarangan. Semua obat harus sesuai dengan anjuran dokter yang bertanggung jawab.
Namun, banyak beredar resep obat COVID-19 tanpa sumber yang jelas.
Nah, karena itu kita perlu mengetahui jenis-jenis obat apa saja yang sebenarnya tidak boleh dikonsumsi oleh pasien isolasi mandiri COVID-19.
Yuk, cari tahu!
1. Antibiotik Tanpa Resep Dokter
Mungkin kita pernah mendengar kalau antibiotik ampuh untuk mengobati COVID-19. Padahal pernyataan itu belum terbukti, lo.
Menjawab pernyataan ini, ahli dari World Health Organization (WHO) menyatakan antibiotik tidak efektif untuk melawan virus.
Jadi, jangan sembarangan mengonsumsi antibiotik tanpa adanya resep dari dokter, ya.
2. Hidroksiklorokuin
Hidroksiklorokuin atau Hydroxychloroquine termasuk jenis obat yang sering disebut efektif untuk menyembuhkan COVID-19.
Padahal setelah dilakukan penelitian, jenis obat satu ini tidak memberikan adanya efek baik pada pasien COVID-19.
Perlu diketahui, hidroksiklorokuin sebenarnya adalah obat yang digunakan untuk penyakit malaria.
3. Lopinavir
Lopinavir adalah obat yang termasuk dalam jenis obat antivirus.
Namun, setelah dilakukan penelitian oleh ilmuwan dari Universitas Oxford, lopinavir terbukti tidak memberikan efek baik untuk pasien COVID-19.
4. Ivermectin
Dilansir dari Kompas.com, menurut kepala BPOM, yaitu Bu Penny K. Lukito, ivermectin tergolong dalam jenis obat keras.
Itu artinya obat satu ini tidak boleh dibeli atau dikonsumsi tanpa resep dari dokter.
Selain itu ivermectin juga tidak mendapatkan izin penggunaan darurat dari BPOM.
5. Remdesivir
Remdesivir adalah jenis obat yang mendapatkan izin penggunaan darurat untuk mengatasi COVID-19 oleh BPOM.
Sayangnya obat ini ternyata tidak disarankan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menurut WHO belum ada penelitian yang bisa membuktikan kalau remdesivir memberikan efek baik untuk pasien COVID-19.
6. Steroid
Steroid dalam hal ini khususnya deksametason disebut baik untuk mengobati COVID-19.
Sayangnya, WHO tidak menyarankan penggunaan steroid untuk pengobatan sendiri.
Hal itu karena risiko kelebihan steroid bisa menimbulkan masalah kesehatan yang serius dan bahkan mengancam nyawa.
Nah, itu tadi enam jenis obat yang tidak boleh dikonsumsi oleh pasien COVID-19. Jika memerlukan obat, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter, ya.
Baca Juga: Penjelasan Teks Eksplanasi, dari Ciri-ciri, Struktur, dan Contohnya
Contoh 3
Jangan Lengah, Gejala COVID-19 Masih Bisa Muncul Setelah Sembuh, Ini Cara Mencegahnya
Pandemi COVID-19 masih menjadi hal yang mengkhawatirkan di Indonesia.
Karena itu, kita harus tetap menjaga diri dengan selalu menerapkan protokol kesehatan yang berlaku.
Tidak hanya orang dewasa, sekarang banyak kasus COVID-19 yang juga menyerang anak-anak seperti kita.
Ada berbagai gejala yang bisa menjadi pertanda infeksi COVID-19 di dalam tubuh. Misalnya, batuk, demam, sakit kepala, hilang indra penciuman, hilang indra perasa, dan lain-lain.
Biasanya gejala ini akan dirasakan selama tubuh masih terinfeksi virus atau positif COVID-19.
Namun, ternyata ada juga gejala COVID-19 yang masih bisa muncul setelah kita sembuh atau negatif COVID-19.
Apa saja gejalanya? Yuk, kita cari tahu!
Kondisi gejala COVID-19 yang berlanjut setelah sembuh sering disebut dengan istilah post covid.
Post Covid adalah rangkaian gejala yang berlanjut atau gejala yang bisa muncul setelah kita sembuh dari COVID-19.
Dilansir dari Kompas.com, dr Moh Ramadhani Soeroso SpP(K) selaku dokter spesialis paru dan konsultan onkologi menjelaskan kondisi post covid bisa hilang paling lama setelah tiga bulan.
Gejala post covid bisa berupa batuk, sesak napas, dan tubuh mudah lelah. Namun, gejala di setiap orang tentunya bisa berbeda.
Ada gejala post covid lain yang dipaparkan CDC, yaitu:
- Sakit kepala
- Demam
- Nyeri sendi atau otot
- Sakit dada
- Detak jantung cepat atau berdebar-debar
- Diare
- Sulit tidur
- Ruam
- Hilang penciuman (anosmia)
- Perubahan suasana hati
Cara Mencegah Post Covid
Dijelaskan oleh CDC, salah satu cara untuk mencegah terjadinya post covid adalah dengan melakukan vaksinasi COVID-19.
Yap, meski tidak memberi kekebalan penuh dari COVID-19, vaksinasi bisa berperan untuk mencegah gejala berat pada pasien COVID-19.
Kita juga disarankan untuk selalu menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Ingat 5M, yaitu:
1. Mencuci tangan dengan air dan sabun.
2. Memakai Masker
3. Menjaga jarak
4. Menjauhi kerumunan
5. Mengurangi mobilitas (bepergian)
Baca Juga: Pengertian, Ciri-Ciri, Unsur, dan Pola Pengembangan Teks Eksposisi
Nah, itulah tadi tiga contoh artikel COVID-19 yang bisa teman-teman amati dan temukan strukturnya untuk belajar di rumah.
Selamat berlatih!
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR