Bobo.id - Salah satu dampak terjadinya pemanasan global adalah mencairnya es di daerah kutub sehingga akan membuat volume air laut meningkat.
Meningkatnya volume air laut ini akibat dari pencampuran es yang mencair dengan air laut yang sudah ada di bumi.
Artinya, pasokan air laut yang sudah asin akan mendapatkan pasokan air tawar yang besar.
Pernahkah kamu penasaran apa yang akan terjadi jika air laut asin bercampur dengan air dari es kutub yang mencair?
Apakah air laut akan berkurang rasa asinnya? Dirangkum dari National Geographic Indonesia, temukan jawabannya di artikel berikut ini!
Baca Juga: Bongkahan Es di Laut Arktik Mencair Dua Kali Lebih Cepat dari Biasanya, Apa yang Terjadi?
1. Salinitas Air
Salinitas air adalah tingkat kandungan garam pada air laut, danau, atau sungai dihitung dalam per seribu.
Salinitas air laut berperan penting dalam menentukan jenis organisme yang hidup di dalamnya.
Siklus air dan sirkulasi laut juga terjadi atas pengaruh salinitas air.
Salinitas air laut bergantung pada beberapa faktor, salah satunya pencairan gletser dan aliran air sungai.
2. Dampak Pemanasan Global
Pencairan gletser merupakan dampak dari adanya pemanasan global, teman-teman.
Sedangkan es kutub yang ada di Antartika dan wilayah lainnya merupakan jenis air tawar.
Jika bumi memiliki suhu yang semakin panas akibat dari pemanasan global, es yang mencair akan memengaruhi salinitas air laut.
Oleh karena itu, mencairnya es kutub dapat menyebabkan salinitas air laut menurun.
Jadi, jawaban dari pertanyaan apakah mencairnya es kutub akan membuat air laut berkurang rasa asinnya? Jawabannya adalah ya.
Baca Juga: Laut Menghadapi Masalah Pencemaran, Apa Saja Cara yang Bisa Dilakukan untuk Menyelamatkan Laut?
Namun, ada alasan yang lebih lengkap dari dampak pemanasan global tersebut.
3. Dampak Glasiasi
Glasiasi adalah menurunnya permukaan air laut akibat dari penurunan suhu di bumi sehingga wilayah daratan menjadi semakin luas.
Lalu, apakah glasiasi dapat berdampak pada salinitas air laut? Kita simak penjelasan berikut ini terlebih dahulu.
Glasiasi berkaitan dengan arus laut. Sehingga apapun yang terjadi dengan arus laut akan berpengaruh pada proses glasiasi.
Arus laut adalah gerakan air laut yang terarah dan terus-menerus akibat dari gaya-gaya tertentu.
Arus laut terjadi di permukaan air laut maupun di dalam laut, karena air laut selalu bergerak.
Adapun berbagai faktor yang membuat air laut dapat bergerak, antara lain angin, pasang surut, kepadatan air laut, dan lain-lain.
Air laut juga memengaruhi kehidupan di dalam laut dan organisme air, karena air laut membawa makanan dan nutrisi yang dibutuhkan oleh mereka.
Dengan demikian, glasiasi dapat menghentikan pertukaran garam yang terjadi di dalam maupun permukaan air laut.
Baca Juga: Hewan Laut Mengurangi Kadar Garam di Laut, Apakah Air Laut Bisa Menjadi Semakin Asin?
4. Dampak Buruk Salinitas Air bagi Laut
Mencairnya es kutub akan mengakibatkan masuknya air tawar ke dalam air laut, dan dapat mengubah bahkan mematikan arus laut utama.
Dampaknya akan menganggu proses rantai makanan yang terjadi dalam laut, teman-teman.
Jadi, tidak hanya hewan dan organisme air laut yang merasakan dampak buruknya, ini juga dapat memengaruhi manusia.
Maka, dampak terjadinya pencairan es yang tercampur dengan air laut akan dirasakan oleh hampir semua makhluk hidup di bumi.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | National Geographic Indonesia |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR